Maria juga mengatakan, memang persentase di tingkat masyarakat dalam mengakses jamban itu sudah 100 persen.
Tetapi masih banyak yang mengabaikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti limbah dari jamban yang dibuang ke sungai atau selokan yang justru mencemari lingkungan.
“Pemenuhan jamban yang sehat bisa mengurangi resiko diare, terlebih diare merupakan peringkat kedua sebagai penyebab kematian pada balita setelah pneumonia atau penyakit menular dari peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi,” jelasnya.
Sementara itu, Lurah Argasunya, Mardiansyah mengakui, di beberapa RW masih ada yang buang air besar sembarangan. Namun itu sudah berkurang dari sebelumnya.
Karenanya, bersama jajaran kelurahan, RW, dan LPM, pihaknya akan terus menyosialisasikan kepada masyarakat, terutama yang belum memiliki jamban.
Baca Juga: Kini ada Penerbangan Langsung untuk Umrah dari Batam
“Alhamdulillah dari pemerintah pusat dapat membangun 27 septic tank yang baru di RW 01 Argapura. Pelaksanaan sudah tinggal penyelesaian akhir,” sambungnya.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Cirebon, Drs. H. Sutisna, M.Si., mengatakan, tujuan yang ingin dicapai ini adalah terwujudnya kondisi sanitasi total melalui pemberdayaan masyarakat.
Komponen masyarakat harus mampu melaksanakan lima pilar. Yaitu tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah rumah tangga dengan aman, dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.