Baca Juga: Ibu Chris Rock: Tindakan Smith Tampar Putranya Seolah Menampar Keluarga
Ramai menjadi kata yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi Empal Gentong Haji Apud. Sebanyak 75 karyawan di sana nampak sibuk mondar mandir mencatat pesanan. Makanan terus keluar tanpa jeda baik bagi pengunjung yang datang di bangku bagian depan teras ataupun di dalam
Keramaian itu pulalah yang akhirnya membuat mereka kembali buka mulai dari pukul 11.00 sampai 21.30 WIB. Ini adalah bukti, Empal Gentong masih jadi primadona pemudik.
Rasa penasaran dari bisikan orang-orang, mendorong mereka untuk tetap singgah di Kota Cirebon meski COVID-19 masih berkeliaran mencari mangsa di sekeliling kita.
Baca Juga: Puncak arus Mudik Lebaran di Pelabiuhan Tanjung Priok H-7
Bicara mengenai rasa penasaran karena bisikan tersebut, seorang pejuang mudik lain, Ahmad Mukhlisin (26) mengaku tetap ingin merasakan Empal Gentong, meski baru tiba di Cirebon pada saat langit sudah gelap.
“Rasanya mudik itu beda, habis puasa kita pengen makan dan menghajar mau puas-puasin makan makanan yang enak, terus saya tahu. Empal Gentong rekomendasinya,” ujar dia sambil mengunyah makanan di mulutnya.
Ahmad takjub, kuah yang dirasakannya benar-benar sesuai apa yang dikatakan oleh masyarakat. Letihnya terbayarkan dengan Empal Gentong khas Kota Cirebon. Dinikmatinya makanan itu bersama kerupuk dan satu gelas es teh manis bersama teman-temannya.
Baca Juga: Jalur Bandung Cirebon Terhambat Lagi Ini Gegaranya
Nia yang juga sependapat dengan Ahmad dan Agus, karena rasanya yang khas dan benar-benar terkenal, pihaknya itu sampai membuat inovasi menaruh Empal Gentong dalam kemasan kaleng supaya pemudik baik dalam negeri maupun luar negeri bisa tetap merasakannya, meski kemasan itu memiliki batas kedaluwarsa selama satu tahun.