SABACIREBON- Kasus dugaan perundungan yang menimpa seorang murid di salah satu sd di Kec Karangsong Indramayu, mendapat perhatian serius dari
Bupati Indramayu, Nina Agustina.
Bupati langsung mendatangi kediaman korban dan orang tuanya, Rabu 7 Maret 2024. Begitupun setelahnya Bupati juga mendatangi para pelaku dan orang tua masing-masing.
Dari mereka, Bupati mendengarkan cerita dan kronologis serta mendapatkan klarifikasi dari berbagai pihak terjadinya kejadian tersebut.
Baca Juga: Menu Spesial Kuliner Indonesia yang Wajib Dicoba Hari Ini
"Saya merasa prihatin atas kasus dugaan perundungan yang terjadi pada dunia pendidikan saat ini. Kejadian yang menimpa siswa SDN di Karangsong ini merupakan pelajaran berharga bagi semuanya agar tidak lengah dalam mengawasi anak-anak baik ketika di sekolah maupun luar sekolah," papar Bupati.
Bupati menyebutkan, hasil mendengarkan cerita dan klarifikasi dari semua pihak, antara korban dan pelaku merupakan teman bermain.
Menurutnya, kejadian itu diawali saling ejek serta iseng lalu merekam kejadian tersebut dengan handphone.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Ungkapkan Nasib Astrologi Kamis, 7 Maret 2024
Tak disangka kemudian tanpa pikir panjang video itu tersebar ke luar hingga terjadi viral di media sosial.
"Saya mengimbau kepada semua sekolah lembaga dan pendidikan lainnya jangan sampai terjadi kasus bullying kembali di sekitar kita. Pemikiran mereka masih anak-anak jadi mereka masih labil dan harus mendapatkan bimbingan dari kita. Saat ini di SD harus dibentuk guru BP agar bisa memberikan bimbingan dan arahan kepada para siswa," tegas Nina.
Saat ini, lanjut Nina, keluarga korban telah mengambil langkah dengan menggandeng kuasa hukum untuk melaporkan ke kepolisian untuk menangani kasus yang menimpa keluarganya tersebut.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Imdramayu, Ahmad Syadali melalui Kepala Bidang SD, Untung Aryanto mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu 24 Februari 2024 dan baru diketahui pada Rabu 28 Feb 2024.
Kejadian itu langsung disikapi dan dilakukan klarifikasi serta mediasi yang dihadiri oleh siswa korban dan pelaku, orang tua ketiga siswa, wali kelas, dan guru di sekolah tersebut.***