Ungkap Fakta Sejarah Dua Nama Jalan di Majalengka

22 Mei 2022, 19:08 WIB
A.Arzain Ketiga dari kanan bersama keluarga/SABACIREBON /

SABACIREBON- Dari sejumlah nama jalan lainnya yang ada di sekitar kantor Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, nama Letnan A. Arzain dan Kuswa cukup mencuri perhatian dari sejumlah kalangan. Pasalnya, dua nama tersebut masih terkesan asing di sebagian besar warga.

Nama Letnan A. Arzain dijadikan nama jalan yang letaknya berada di sebelah kantor kecamatan menuju kantor BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati atau warga setempat mengenalnya dengan sebutan kantor Angin. Adapun nama kedua, Kaswo dikenal sebagai jalan dari arah kantor kecamatan menuju Ciborelang.

Dua nama yang jadi penanda jalan tersebut, cukup sulit dicari sejarahnya. Sejumlah warga mengaku tidak mengetahui dua sosok tersebut.

Baca Juga: Rekonstruksi Singkat Sejarah Kejahatan Marcos, Filipina Pastikan 'Bongbong' putra Marcos Jadi Presiden

Namun, identitas dua sosok itu sedikit terungkap, setelah salah satu warganet melempar pertanyaan di fanpage Grup Madjaleng Baheula (Grumala) di media sosial (medsos) Facebook. Pemilik akun Yuke Yurike, dalam unggahannya mencari tau sejarah kakeknya, M Kuswa Sujana Atmaja, yang kemudian diabadikan sebagai nama jalan, Jalan Kuswa.

Berawal dari pembahasan di medsos, Kamis 19 Mei 2022, Yuke akhirnya menyempatkan diri berkunjung langsung ke Kecamatan Jatiwangi. Yuke, yang kini tinggal di Jakarta, datang ke Majalengka bersama sang ayah, Mochamad Isa, yang merupakan anak dari M Kuswa Sujana Atmaja itu.

Dari penuturan Isa, Kuswa adalah salah satu warga yang menjadi korban penjajahan. Kuswa, yang saat hidup bekerja di PTT (Post Telephon Telegraf Dienst), meninggal setelah diberondong penjajah pada 1947.

Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah 31 Oktober 2021, Salah Satunya Terbunuhnya Indira Gandhi

"Saat itu saya berusia 8 tahun. Ayah meninggal dengan kondisi mengenaskan, diberondong tank Belanda," kata Isa. saat ditemui SABACIREBON di rumahnya, Minggu 22 Mei 2022.

Merunut keterangan Isa, kantor PTT tempat ayahnya bertugas itu, saat ini lokasinya mirip tempat kantor PT Pos Jatiwangi berada.

Yuke, anak dari Isa, atau cucu dari Kuswa menjelaskan, dari beberapa foto sekitar kecamatan Jatiwangi, memiliki kemiripan dengan rumah dinas kakeknya. "Dilihat dari gambar, mirip dengan rumah dinas kakek Kuswa Sujana Atmaja, saat beliau bertugas di Jatiwangi," kata Yuke.

Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah 29 Oktober, dari Terbentuknya Palang Merah Internasional dan Republik Turki

Selain sosok Kuswa, berawal dari unggahan Yuke di fanpage itu juga sedikit terungkap tentang sosok Kapten Angkat Arzain, yang juga diabadikan sebagai nama jalan, bersebalahan dengan jalan Kuswa.

Namun, tidak banyak keterangan yang bisa mengungkap siapa sosok sang Letnan Angkat itu. Jojo Subagdja Nitiatmadja, keponakan dari Kapten A. Arzain menyebutkan bahwa almarhum tidak memiliki keturunan.

"Om Angkat (Angkat Arzain) meninggal masih bujang (belum menikah). Jadi nggak ada keturunannya," kata Jojo, yang juga masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Kuswa itu.

Baca Juga: Sejarah dan Bunyi Teks Sumpah Pemuda, Sambut Momentumnya pada 28 Oktober 2021

Baik Kuswa maupun A. Arzain, keduanya dimakamkan di pemakaman umum Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, tidak jauh dari kantor kecamatan. "Ada beberapa peninggalan dari Om, seperti batu cincin," jelas dia.

Namun, ketika ditanya, tugas terakhir Kapten A. Arzain, Jojo mengaku tidak mengetahuinya secara pasti. Dari batu nisan tertulis Angkat Arzain wafat Nopember 1955.

Sementara, saat menghubungi kantor Kecamatan Jatiwangi, petugas mengaku belum mengetahui jelas tentang dua sosok itu, termasuk kapan mereka diabadikan sebagai nama jalan.

Baca Juga: Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Berawal pada 28 Oktober 1928 Mempertemukan 14 Tokoh Penting

Tini Hartini, salah satu tokoh masyarakat berharap, penelusuran itu bisa menemukan hasil yang lebih terang. Berdasarkan cerita dari keturunannya, kedua sosok itu dipastikan memiliki peran yang besar saat masa penjajahan.

"Makanya saya minta Bu Yuke untuk datang langsung. Saya terharu, dari pertemuan yang sederhana ini, terungkap sejarah ini. Selama ini kita tidak tahu siapa sosok dan keturunan dari dua orang itu. Mudah-mudahan nanti akan diketahui secara lengkap," jelas Tini, yang juga merupakan seniman peran senior itu. ( Ade Nurhidayat).

Editor: Otang Fharyana

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler