Masih Jadi Langganan, Pemkab Cirebon Diminta Turun Tangan Atasi Banjir di Kecamatan Waled

17 April 2020, 16:30 WIB
: Warga di Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon menunjukkan senderan sungai, yang seharusnya ada langkah sodetan untuk menangani banjir.* /
PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui dinas terkait, diminta turun tangan atasi banjir di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon. 
 
Perbaikan irigasi pembuangan genangan air, sebagai solusi dalam menangani banjir yang masih terjadi.
 
Seperti diungkapkan warga korban banjir Desa Gunungsari, Kecamatan Waled, Beloy, Kamis 16 April 2020. 
 
Baca Juga: Tidak Dipakai Selama Sebulan, Kartu Prakerja akan Otomatis Hangus
 
Menurutnya, banjir langganan yang terjadi sudah bertahun-tahun awalnya selalu menuding pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung dengan alasan Sungai Ciberes harus dikeruk dan dibuatkan tanggul.
 
Pada tahun 2017-2018, BBWSCC telah mengeruk Sungai Ciberes dan membangun tanggul, namun banjir masih tetap terjadi, bahkan lebih parah.
 
Air yang menggenangi pemukiman warga menjadi terlambat mengalir karena terhalang oleh tanggul.
 
Baca Juga: Update Covid-19 Dunia 17 April 2020, Lebih dari Setengah Juta Pulih dan Lewati Masa Kritis
 
"Setelah ditanggul justru banjir semakin parah, karena air yang membanjiri rumah warga susah mengalir karena saluran pembuangan tertutup tanggul, " katanya.
 
Ia menambahkan, bukan menyalahkan proyek pengerukan sungai dan pembangunan tanggul oleh BBWSCC, tetapi Pemerintah Kabupaten Cirebon seharusnya ikut pula turun tangan, tidak hanya mengandalkan upaya yang dilakukan oleh BBWSCC saja.
 
Pihaknya berharap, pada tanggul anak Sungai Ciberes dimana seharusnya ada saluran pembuangan dari pemukiman, keinginan warga agar dibuat lubang pembuangan yang lebar tetapi diberi klep.
 
Baca Juga: Presiden AS Diserang, Pelosi Sebut Donald Trump Tak ada Hak untuk Hentikan Dana WHO
 
Sehingga air dari sungai ketika banjir tidak masuk ke pemukiman, tetapi ketika terjadi banjir dipemukiman warga maka air cepat mengalir ke pembuangan.
 
"Harus ada saluran pembuangan agar ketika banjir dipemukiman warga bisa cepat mengalir tidak lama menggenang," harapnya.
 
Plt Kuwu Gunungsari, Rusnadi, membenarkan kondisi tersebut, menurutnya tahun ini kondisi banjir menjadi terparah dan terlama surut.
 
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Hand Sanitizer Bisa Sebabkan Tangan Jadi Terbakar, Simak Faktanya
 
Dalam satu minggu terakhir, sudah terjadi tiga kali banjir hingga masuk ke rumah warga, beberapa desa yang terkena imbas paling parah adalah Desa Gunungsari dan Desa Mekarsari.
 
Pemdes dan warga hampir bosan melihatnya, lantaran baru dibersihkan dari lumpur bekas banjir sore hari, hujan kembali pada malam harinya.
 
Banjir yang terjadi di Desa Gunungsari maupun Desa Mekarsari dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Waled, disebabkan selain karena luapan Sungai Ciberes juga karena wilayah Desa Mekarsari dan Gunungsari merupakan dataran rendah.
 
Baca Juga: Wabah Covid-19, Perajin Kulit asal Garut Jaga Produktivitas dengan Buat Masker Kulit
 
Sehingga, ketika terjadi hujan lebat maka air dari bukit Ajimut Desa Waledasem dan beberapa desa lain yang merupakan dataran tinggi mengalir dan menggenang ke Desa Mekarsari dan Desa Gunungsari.
 
"Solusinya ketika kami bersama para kuwu di Kecamatan Waled dan Muspika membahas banjir ini adalah bagaimana ada saluran pembuangan alternatif, "jelasnya.
 
Menurut Rusnadi, berdasarkan pantauan para kuwu dan muspika saat terjadi banjir Rabu 15 April 2020 kemarin, ada dua alternatif.
 
Baca Juga: Anggap Bahaya bagi Dunia, Bill Gates Kecam Keputusan Donald Trump Hentikan Pendanaan WHO
 
Pertama, dibuat sodetan atau saluran pembuangan, menuju anak Sungai Ciberes namun banyak tanah warga yang akan terkena untuk pembangunan saluran pembuangan tersebut.
 
Kedua, dibuatkan saluran pembuangan menuju saluran irigasi maneungteung yang ada di Desa Waleddesa atau sepanjang sekitar 1 kilometer dan hal itu bisa memanfaatkan tanah exrilban.
 
"Pemdes Gunungsari sudah menyiapkan lahannya untuk pembuatan saluran pembuangan tersebut, karena anggarannya lumayan besar maka sangat tidak mungkin jika harus dibiayai oleh desa," tuturnya.***
Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler