Tawuran Pelajar di Cirebon Diduga Marak karena Masalah Wanita, Pengamat Pendidikan Beri Usulan Ekstrem

31 Januari 2020, 10:39 WIB
ILUSTRASI tawuran pelajar.* /Foto Istimewa PR
 
PIKIRAN RAKYAT - Pengamat pendidikan Sapto Sugiarto menyarankan perlu adanya langkah preventif bersama, baik dari pihak kepolisian, orang tua siswa, serta pihak sekolah dalam mencegah aksi tawuran pelajar khususnya SMK di Cirebon.
 
Pasalnya, hingga kini aksi tawuran pelajar masih terjadi, seakan sudah menjadi tradisi di kalangan pelajar SMK.
 
Sapto mengatakan bahwa siswa harus bisa menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.
 
Baca Juga: 250 Kader Posyandu di Cicalengka Berkumpul untuk Tingkatkan SDM
 
Karena hal tersebut sangat merugikan banyak pihak. Bukan hanya untuk siswanya sendiri, namun juga untuk masyarakat yang berada di lokasi tawuran.
 
"Langkah preventif bersama itu sangat penting, baik dari kedua orang tua, pihak sekolah dalam hal ini guru serta pihak kepolisian," ungkapnya belum lama ini dikutip Pikiran Rakyat.com dari situs resmi Kabar Cirebon.
 
Sapto menilai jika sekedar menangkap lalu membebaskan lagi pelaku tawuran, maka langkah itu tidak akan memberikan efek jera kepada pelaku tawuran.
 
Baca Juga: Tak Melulu Harus Pakai Lipstick, Berikut 7 Tips Membuat Bibir Berwarna Pink Secara Alami
 
Sapto menambahkan ada beberapa langkah ekstrem yang bisa dilakukan untuk mencegah tawuran terjadi lagi. 
 
Yakni seperti menggabungkan sekolah-sekolah yang sering terlibat dalam tawuran serta memisahkan sekolah perempuan dan laki-laki sehingga tawuran tidak terjadi kembali. 
 
Pasalnya, alasan tawuran tak jarang dikarenakan oleh masalah wanita maupun masalah lainnya yang melibatkan harga diri.
 
"Kemudian mungkin bisa memisahkan sekolah perempuan dan sekolah laki-laki sehingga tawuran tidak terjadi kembali, " ujar Sapto. 
 
Baca Juga: Produksi 322 Ton Sampah per Hari, Indonesia Jadi Runner Up di Dunia
 
Hal lain dilakukan dengan mengatur jam pulang sekolah. Karena seringkali, waktu pulang sekolah yang sama, membuat para pelajar bertemu secara langsung sehingga tawuran kembali.
 
Faktor lainnya  bisa disebabkan karena kelompok-kelompok yang terbentuk di sekolah maupun kelompok pemuda antar desa dan akhirnya terjadi perpecahan antar kelompok tersebut.
 
"Sekarang banyak lembaga pendidikan berbasis pesantren, dalam hal ini anak menuntut ilmu dan nginep di pesantren itu sendiri, langkah ini juga baik untuk mencegah tawuran pelajar," tuturnya. ***
Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Kabar Cirebon

Tags

Terkini

Terpopuler