SABACIREBON-Bicara sejarah Cirebon masa silam, dikenal sebagai pusat penyebaran Agama Islam pertama di Jawa Barat, dengan pusat pemerintahannya di Keraton Kasepuhan.
Keraton Kasepuhan yang hingga kini masih berdiri dengan kokoh, merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati.
Dari keraton inilah kemudian syiar Agama Islam di wilayah yang sekarang disebut Jawa Barat mulai menyebar.
Baca Juga: Pecahnya Kesultanan Cirebon, Padahal Sultan Pertama Kakak Beradik, Ini Nama dan Gelar Mereka
Karenanya, Kesultanan Cirebon di Keraton Kasepuhan merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat yang menjadi tempat para pendiri Cirebon bertahta.
Disinilah pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon berdiri secara turun temurun hingga akhirnya muncul perpecahan.
Namun akibat pecahnya konflik internal, Kesultanan Cirebon kemudian dipecah menjadi Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kasepuhan pada tahun 1677.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Trans TV Rabu 13 Juli 2022: Rumpi No Secret dan Bikin Laper
Kesultanan Kanoman dipimpin oleh Pangeran Kartawijaya dan bergelar Sultan Anom I, sementara Kesultanan Kasepuhan dipimpin oleh Pangeran Martawijaya yang bergelar Sultan Sepuh I.
Kedua sultan ini kakak beradik, dan masing-masing menempati Keraton sendiri-sendiri.
Memang jejak sejarah Nusantara, khususnya sebelum Indonesia merdeka sangat banyak sekali ragamnya.
Dari mulai punden berundak, candi, peralatan perang, pertanian hingga keraton-keraton kerajaan atau kesultanan.
Keraton Kasepuhan Cirebon didirikan oleh Pangeran Cakrabuana atau dikenal juga dengan Pangeran Walang Sungsang, Putera Mahkota Prabu Siliwangi.
Dibangun pada masa perkembangan Agama Islam di Nusantara sekitar tahun 1529.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Trans 7 Rabu 13 Juli 2022: Enah Bikin Enak dan Bocah Petualang
Pada awal dibangunnya, Keraton Kasepuhan Cirebon ini merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati.
Keraton Pakungwati ini lokasinya terletak di sebelah timur Keraton Kasepuhan saat ini.
Bangunan Keraton Kasepuhan tercatat merupakan yang tertua di Cirebon. Keraton ini sengaja dibangun oleh Pangeran Cakrabuana (Putera Raja Pajajaran) pada tahun 1452.
Baca Juga: Jadwal Acara TV MNCTV Rabu 13 Juli 2022: Uang Kaget Lagi dan Blockbuster
Bersamaan dengan itu juga, Pangeran Cakrabuana membangun Tajug Pejlagrahan yang berada di sisi timurnya.
Sebutan Pakungwati, berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati.
Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua.
Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI Rabu 13 Juli 2022: Tukang Ojek Pengkolan dan Ikatan Cinta
Nama beliau diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan.***