Jadikan Bulan Syawal untuk terus Meningkatkan Ketaqwaan Kepada Allah

- 6 Mei 2022, 17:38 WIB
Jadikan Syawal untuk terus menggapai ridlo Allah./pikiran-rakyat.com
Jadikan Syawal untuk terus menggapai ridlo Allah./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Bulan Ramadhan telah berlalu. Sekarang kita berada di bulan Syawal.

Bulan yang penuh ampunan ini pasti ditunggu lagi oleh kaum muslimin untuk tahun-tahun mendatang

Puasa merupakan bulan penuh Rahmat, penuh karunia. Penuh ampunan. Ramadhan menjanjikan setiap muslim bisa kembali menjadi suci. Tapi benarkah kita telah betul-betul tulus dalam beribadah.

Baca Juga: Polisi Pastikan Pelaku Injak Al-Qur'an tak Terlibat Aliran atau Organisasi Apa pun

Apakah kita benar-benar menjalankan puasa atas dasar iman dan semata-mata hanya mencari ridlo Allah?

Jika tidak demikian, maka kita termasuk orang-orang yang gagal dalam meraih kemenangan bulan Ramadhan. .

"Kita tidak pernah tahu, apakah kita masih bisa bersama Ramadhan tahun depan, atau kita merasa yakin, bahwa seluruh ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan di terima oleh Allah," kata Ustad Drs. H. Muhammad Zainuddin SQ dalam khutbah sholat Jumat  6 Mei 2022 di Mesjid Babussalam Rawamangun Jakarta. "Jangan apa yang kita lakukan menjadi sia-sia".

Baca Juga: Walkot Sukabumi Kecam Penginjak Alqur'an, Polisi Tangkap Tersangka Pasutri

Demi mencegah kesia-sia-an , Zainudin mengingatkan agar semua umat muslim menjadi insan yang taat terhadap perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-nya (Al-Hujurat 13). Marilah berlomba mencari ridlo Allah demi tentu menggapai keutamaan-keutamaan yang dijanjikan Allah.

Fenomena

Melihat kondisi kekinian, justru Zainuddin membuka gambaran tentang hal yang mengkhawatirkan. Ketika Ramadhan menjadi pengikat untuk meningkatkan taqwa, bulan Syawal sebaliknya. Ikatannya dilepas,  tegasnya.

Syawal seakan-akan bulan yang ditunggu-tunggu agar terlepas dari belenggu dan bebas melakukan kegiatan apa-apa  saja.

Baca Juga: Tidak Mudah Menyatakan Kasus Hepatitis Akut Pada anak Sebagai Pandemi

Gambaran bahwa perayaan idul Fitri yang diiringi dengan pesta dan dibukanya kembali tempat-tempat hiburan yang ditutup merupakan kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman.

Ibaratnya, kemaksiatan langsung ramai sejak hari pertama di bulan Syawal. Na'udzubillah, tegasnya.

Bukankah ini, semua bertolak belakang dengan arti Syawal?. Bukankah ini seperti mengotori kain putih yang tadinya telah dicuci dengan bersih dan kembali penuh noda?

Baca Juga: Kim Kardashian Cemas Rambutnya Rontok Setelah Dibleaching Selama 14 Jam

Demi mencegah semua itu terjadi, Ustad Zainuddin mengajak jamaah introspeksi dan melakukan evaluasi terhadap nilai amal ibadah, dengan tujuan agar setelah Ramadhan berlalu kita menjadi muslim yang lebih baik dibandingkan bulan-bulan lain selain Ramadhan.

Zainuddin mengingatkan, "alangkah naifnya kita ini. Sudah diberi kesempatan untuk memperoleh ampunan dan Rahmat, masih saja tidak berubah atau mungkin lebih parah.

Ustad meminta untuk memperhatikan kaidah yang disabdakan Rasul. Jadikan hari ini lebih baik dari hari kemaren. Mengutip sabda Rasullullah dari HR. Al Hakim, Zainuddin mengatakan, "barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemaren, maka celakalah ia," tegasnya.***

Editor: Aria Zetra

Sumber: Reportase


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah