Berusaha Putar Otak untuk Mengatur Anggaran Daerah, Pemprov Jabar Siap Beli Banyak Alat Tes Covid-19

- 20 Maret 2020, 09:54 WIB
PETA Sebaran Covid-199 di Jawa Barat per-tanggal 20 Maret 2020.*
PETA Sebaran Covid-199 di Jawa Barat per-tanggal 20 Maret 2020.* // Humas Pemprov Jabar/


PIKIRAN RAKYAT - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengonfirmasi bahwa sudah ada 26 warga Jabar yang dinyatakan positif Covid-19.

Data ini diambil hingga Kamis sore, 19 Maret 2020. Berdasarkan data terbaru tersebut, tiga orang di antaranya sudah sembuh dari virus SARS-CoV-2, sedangkan dua di antaranya meninggal akibat virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut.

Namun per-tanggal 20 maret 2020, data yang dihimpun dari situs resmi Humas Pemerintahan Provinsi Jawa Bara, pasien yang meninggal sudah mencapai 3 orang dan yang sembuh juga meningkat menjadi 3 orang. Serta kasus yang positif corona kini sudah mencapai angka 26 kasus. 

Baca Juga: Australia Terapkan Lockdown untuk Non-Penduduk, Pelancong Asal Indonesia Diminta Segera Pulang

"Kemudian PDP (Pasien Dalam Pengawasan) totalnya 132, yang selesai 49 orang, yang masih dalam pengawasan totalnya 83 orang," ujar Setiawan saat menggelar konferensi pers terkait perkembangan Covid-19 di Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung pada Kamis, 19 Maret 2020.

Selain itu, ratusan lainnya masuk ke kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Lalu ODP (Orang Dalam Pemantauan) total 1.412 orang, selesai 594 orang, dan masih dalam pemantauan 816 orang," tambahnya.

Sebagai tanggapan atas anjuran Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menggelar rapid test dengan cakupan lebih besar, Setiawan berujar bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar akan mencoba menelaah kemungkinan tersebut.

Baca Juga: Virus Corona Berdampak pada Ekonomi, Kang Emil Minta Kepala Daerah Segera Belanjakan APBD

Ini dibuktikan dengan Pemprov Jabar yang sedang berusaha mengotak-atik pergeseran anggaran, sehingga dana yang dipakai untuk penanggulangan Covid-19 dapat lebih banyak menyembuhkan warga Jabar.

"Kemarin sudah dengar semua, bahwa pergeseran anggaran dilakukan dan kami memang merencanakan membeli beberapa peralatan, termasuk (test) kit, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan alat-alat pelindung diri lainnya. Termasuk juga bantuan rumah sakit terkait ruang isolasi," ucap Setiawan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs resmi Pemprov Jabar.

Terlebih, sinergitas terus dijalin Pemprov dengan dinas terkait, sehingga peralatan tes itu dapat segera didatangkan.

Baca Juga: Hadapi Kemungkinan Terburuk dari Wabah, Ridwan Kamil Siapkan RSHS sebagai Rumah Sakit Khusus Pasien Covid-19

"Sudah lakukan rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan sebagai leading sector dan juga BKAD untuk menyiapkan anggaran itu. Mudah-mudahan untuk Jabar ini bisa lancar bisa berikan peralatan secepatnya. Kami perkirakan kurang lebih 10 ribu (kit)," ujarnya.

Meskipun begitu, Setiawan menegaskan bahwa yang akan melakukan tes adalah ODP dan orang yang didata dari hasil tracing.

"Pengawasan atau testing secara proaktif terus dilakukan, itu pun ada kriterianya karena keterbatasan anggaran dan alat, kami pilah mana yang diprioritaskan untuk tes di tahap pertama ini," katanya.

Baca Juga: Siap Layani Pasien Covid-19, Rumah Sakit Negeri di Ciayumajakuning Bersinergi Mencegah Wabah Virus Corona

Dalam konferensi pers tersebut, Setiawan mengakui telah mengatur jika skenario terburuk penyebaran Covid-19 ini terus meningkat di Jabar.

Selain akan disokong dengan bantuan 90-900 bed siap pakai, Pemprov Jabar juga sudah merencanakan akan mengubah Gedung Kemuning RSHS Bandung khusus untuk pasien Covid-19.

"RSHS akan convert, yang saat ini Gedung Kemuning untuk pasien TB, akan memindahkan pasien TB tersebut ke rumah sakit lain dan satu gedung itu akan digunakan pasien Covid-19. Kami sudah menyiapkan berbagai skenario, termasuk apabila lonjakan tinggi sekali dan harus masuk (rumah sakit) mana saja," ucapnya.

Namun demikian, Setiawan juga berbicara mengenai pelaksanaan shalat Jumat yang berlangsung Jum'at, 20 Maret 2020.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Terjadi di Jalan Siliwangi Cirebon,  Pengemudi Pajero Diduga Positif BZO dan Mihol

Menurutnya, Sekretariat Daerah Provinsi Jabar telah mengeluarkan panduan protokol salat Jumat yang bersesuaian dengan protokol Covid-19.

"Intinya, bahwa sebaiknya situasi Jumatan yang sifatnya homogen, artinya yang kita tahu persis orang-orangnya, itu bisa dilakukan tetap dengan protokol Covid-19," paparnya.

Dalam arti lain, protokol ini dikeluarkan untuk dipatuhi, sehingga masyarakat tetap dapat shalat jum'at tampa harus dibayangi ketakutan wabah.

"Kedua, apabila sudah ada yang terinfeksi di sana, sebaiknya tidak dilakukan di ruangan tersebut. Lalu penyelenggaraannya, dibatasi jarak sesuai protokol Covid-19. Ceramah tidak terlalu panjang, harus disiapkan hand sanitizer, dianjurkan bawa sajadah sendiri. Yang pasti protokol Covid-19 harus selalu dipatuhi," imbaunya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, Jumat 20 Maret 2020: Plered dan Harjamukti akan Diterpa Hujan Ringan Sepanjang Siang

Tak lupa, Setiawan pun memastikan kehadiran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jabar bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar dan MUI ditujukan untuk memberikan protokol kesehatan terhadap pertemuan-pertemuan yang akan dilaksanakan.

"Bahkan yang berisiko sudah banyak yang dibatalkan," ucapnya menutup pernyataan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x