Gempa Cianjur: Data BNPB Korban Meninggal Dunia Mencapai 268 orang, BMKG Catat Terjadi Gempa Susulan 145 Kali

23 November 2022, 05:38 WIB
Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur tercatat 268 orang. Dan yang sudah teridentifikasi sebanyak 122 jenazah /Twitter @Jabar Quick Response


SABACIREBON – Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur, Jawa Barat tercatat 268 orang. Dari 268 orang korban meninggal dunia itu yang sudah teridentifikasi sebanyak 122 jenazah.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengonfirmasi jumlah korban meninggal tersebut.

"Terkait dengan korban dalam bencana alam di Kabupaten Cianjur ini yang pertama, korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268," ujar Suharyanto di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa 22 November 2022.

Dikatakan, masih ada korban hilang, dan ini masih dilakukan pencarian secara terus-menerus sejumlah 151 orang.

Baca Juga: Gempa Cianjur : Lima Jasad Ditemukan Tertimbun Longsoran

"Apakah 151 orang ini nanti bagian dari yang belum teridentifikasi, nanti kami akan dalami lebih lanjut. Begitu ya, bisa saja yang masih hilang dalam pencaharian," kata Suharyanto.
Selain itu, korban luka-luka yang diperoleh dari data BNPB sampai Selasa sore sebanyak 1.083 orang. Kemudian untuk yang mengungsi ada sejumlah 58.362 orang.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperhitungkan dalam empat hari ke depan intensitas gempa Cianjur akan berkurang.

Dwikorita dalam konferensi pers di Pendopo Bupati Cianjur, Jawa Barat, Selasa, mengatakan meskipun pada data yang termonitor pukul 17.00 WIB gempa susulan sudah terjadi 145 kali, namun hal tersebut tidak perlu dicemaskan.

Sebab, gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan.

Baca Juga: Gempa Cianjur : Relawan Harap Bawa Makan Sendiri

"Nah ini yang tercatat yang paling besar gempa susulannya magnitudo 4,2 dan yang paling kecil 1,2. Sehingga BMKG memperhitungkan kurang lebih empat hari lagi, Insya Allah, tempat-tempat tersebut sudah makin berkurang, Insya Allah berhenti lah ya," ujar Dwikorita.

Dwikorita mengatakan memasuki waktu puncak musim hujan, pihaknya mengimbau dan perlu diwaspadai adanya potensi potensi bencana ikutan seperti longsor, dan material-material rontokan lereng-lereng akibat gempa.

"Banyak titik longsor material-material tersebut dapat membendung lembah sungai di lereng atas, dan apabila hujan turun terus-menerus akhirnya bendung air hujan yang terbentuk itu mendesak onggokan tanah longsor, akhirnya jebol sebagai banjir bandang," ujar dia menjelaskan.

Sehingga menurutnya, langkah yang mendesak itu adalah mengendalikan tanah material ataupun kayu-kayu yang menutup aliran sungai di lereng atas.

Baca Juga: Gempa Cianjur : Pemerintah akan Bangun Kembali Rumah yang Hancur Terkena Gempa

Dari laporan BMKG, gempa bumi terjadi pukul 13.21 WIB, Senin, 21 November 2022.
Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10 km.

Gempa tidak berpotensi tsunami. Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa penurunan frekuensi aktivitas gempa susulan di Cianjur, Jawa Barat, menandakan kondisi akan kembali aman.

"Jadi memang terjadi peluruhan, itu sudah nyata, dan ini menjadi pertanda bahwa tidak lama lagi kondisi akan aman kembali," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam rapat dengan Komisi V DPR, di Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan, tercatat pada pukul 16.00 WIB, terjadi sebanyak 140 kali gempa susulan dengan frekuensi kejadian yang menurun.

Baca Juga: Gempa Cianjur, PKB Minta Pemerintah Punya Data Dampak Bencana

Ia menambahkan bahwa aktivitas magnitudo gempa susulan dari gempa utama magnitudo 5,6 Cianjur, Jawa Barat, pada Senin 12 November 2022 juga semakin melemah.

Gempa susulan terbesar magnitudo 4,2 dan terkecil magnitudo 1,2," katanya.

Ia menyampaikan bahwa gempa dengan kekuatan magnitudo 1,2 sudah dapat dianalisis oleh BMKG, dan ini merupakan prestasi dalam memonitor gempa.

"Jadi magnitudo 1,2 mampu kita analisis adalah prestasi gemilang BMKG di dalam memonitor gempa karena banyaknya alat yang kita pasang, dan kita bisa memberi informasi sedetil-detilnya terkait dengan aktivitas gempa yang terjadi," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Daryono juga menyampaikan bahwa berdasarkan analisis mekanisme sumbernya, gempa di Cianjur memiliki patahan geser ke kiri.

"Ini mirip dengan karakteristik sesar Cimandiri, sehingga ini diduga sesar atau patahan Cimandiri, dan itu benar karena memang ini berada di zona sistem sesar tersebut," katanya. ***

Editor: Fabian DZ

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler