Upayakan Rapid Test pada 0,6 Persen Penduduk, Pemprov Jabar Masih Butuh 200 Ribu RDT

9 April 2020, 07:40 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil sesaat setelah mengikuti Rapat Terbatas Koordinasi Lintas Provinsi via video conference, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa 07 April 2020. /Dok. Humas Pemprov Jabar/

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) secara intensif terus melakukan rapid test di sejumlah daerah. Ini dimaksudkan untuk mengetahui peta persebaran Covid-19 di provinsi yang memiliki jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa ini.

Hal ini disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat mengikuti rapat terbatas koordinasi lintas provinsi bersama Wakil Presiden Republik Indonesia.

Ratas itu berlangsung secara video conference, gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini mengikuti Ratas dari Gedung Pakuan, Kota Bandung.

Baca Juga: Banyak APD Berdatangan, Wali Kota Cirebon: Kami Semakin Siap Hadapi Pandemi Covid-19

Lebih lanjut, Ridwan Kamil menegaskan pelaksanaan rapid test pada ratusan ribu penduduk itu ditujukan untuk mengetahui peta persebaran Covid-19 secara optimal.

Terlebih, Jabar merujuk pola yang dilakukan oleh Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya.

"Untuk itu, Jabar minimal melakukan tes (terhadap) 300 ribu penduduk," ucapnya pada Selasa, 7 April 2020.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Sektor Wisata di Kota Cirebon Menurun hingga 90 Persen

Diakui Ridwan Kamil, Pemprov Jabar hanya memiliki kurang dari 100 ribu alat rapid test. Dengan begitu, masih dibutuhkan sekitar 200 ribu lagi untuk mencapai target tersebut.

"Kami punya barang kurang dari 100 ribu. Jadi butuh 200 ribu lagi untuk mencapai 0,6 persen (dari total penduduk, red)," tambahnya.

Meskipun masih kurang, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar melalui Dinas Kesehatan Jabar tetap mengirimkan 63 ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) ke pemda 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, rumah sakit, hingga institusi pendidikan.

Baca Juga: Finansial Memburuk, 20 Pekerja Ramayana Cirebon Terkena PHK di Tengah Covid-19

Selain itu, Jabar terus berupaya memaksimalkan pemetaan persebaran Covid-19 dengan membeli 20 ribu reagen atau reaktan untuk mendeteksi Covid-19.

Adapun reagen ini dipakai untuk melakukan metode Polymerase Chain Reaction di laboratorium. Secara detail, metode itu untuk mendapat sampel berupa swab dari hidung, mulut, maupun tenggorokan.

Dengan begitu, orang-orang yang positif Covid-19 dari hasil rapid test dapat dipastikan keakuratannya.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks 200 Napi Lapas Magelang Dibebaskan Tanpa Tahapan Seleksi

"Kami beli 20 ribu PCR dari Korea Selatan. Kapasitas Jabar dari (mengetes) 100-an sampel swab sehari, bisa ditingkatkan empat kali lipat jadi 400 sampel per hari di Labkesda (Laboratorium Kesehatan Provinsi Jabar)," tutur dia.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad mengungkapkan laporannya.

Dimulai dari Pemda Provinsi Jabar yang bergerak cepat dan terbuka dalam melaporkan hasil Rapid Diagnostic Test (RDT) menggunakan metode tes darah yang dilakukan.

Baca Juga: Telkom University Ciptakan Inserta Face Mask, Inovasi Masker Kain dengan Tiga Lapisan

Salah satu laporannya adalah bantuan 63.120 alat rapid test yang didapat dari berbagai pihak.

"Kami laporkan 63.120 alat rapid test itu dari mana, ada dari Kemenkes, BNPB (gugus tugas pusat), Yayasan Budha Tzu Chi, PT Jasa Madivest (BUMD). Kami laporkan secara akurat, misal dapat dari pihak ini sekian, lalu tersalurkan sekian, sisa sekian," ungkap Daud dalam keterangan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com melalui situs resmi Pemprov Jabar pada 8 April 2020.

Sejauh ini, kebutuhan tambahan 200 ribu alat RDT agar tes masif di Jabar bisa menjangkau 0,6 persen dari jumlah penduduk, kini sedang dikomunikasikan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan bantuan alat rapid test tersebut.

Baca Juga: Peroleh Bantuan, Disnakertrans Kota Cirebon Jadi Posko Pendistribusian Disinfektan

"Bapak Gubernur dengan networking yang beliau miliki, minta ke sana-sini, termasuk disampaikan ke Bapak Wakil Presiden Ma'ruf Amin, kami kurang 200 ribu alat untuk tes yang idealnya," kata Daud.

Namun demikian, bila belum juga sampai target alat rapid test yang dibutuhkan, Daud berharap peta persebaran yang akurat sudah terlihat, sehingga tindakan selanjutnya dapat segera dilakukan
.
"Jadi kami tetap berupaya, kalau tidak sampai 300 ribu tes pun mudah-mudahan di angka sekian sudah dapat peta persebaran yang akurat sehingga kami bisa melakukan tindakan lebih lanjut," pungkas Daud.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pemprov Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler