Sarjana Kuwait Terkemuka Serukan Boikot Perusahaan Arab yang Lakukan Normalisasi dengan Israel

- 13 November 2020, 09:29 WIB
Tareq Al-Suwaidan/Middle East Monitor
Tareq Al-Suwaidan/Middle East Monitor /

PR CIREBON – Beberapa negara Teluk sebelumnya melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, misalnya Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain. Hal tersebut mendapat banyak protes dari masyarakat negara Teluk lain, misalnya gerakan organisasi Hamas yang bergabung dengan otoritas Palestina, yang mengutuk perjanjian UEA dan Bahrain dengan Israel sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Middle East Monitor, sarjana Kuwait terkemuka, Tareq Al-Suwaidan, juga telah menyerukan boikot perusahaan Arab yang memperoleh keuntungan dari normalisasi dengan Israel, selama seminar yang diselenggarakan oleh kelompok anti-normalisasi UEA.

Berbicara tentang hal yang disebutnya sebagai keperluan untuk memboikot produk entitas Zionis dan pendukungnya, Al-Suwaidan mengatakan bahwa kampanye global melawan produk Israel harus diperluas ke perusahaan-perusahaan Arab yang akan mendapatkan keuntungan dari normalisasi dengan negara tersebut.

Baca Juga: Pelaku Serangan di Pemakaman Jeddah Terjawab, ISIS Klaim Sengaja Tanam Bom saat Diplomat Kumpul

Pria berusia 66 tahun ini adalah sosok populer di Timur Tengah dengan pengikut media sosial yang besar hampir sepuluh juta di Twitter pengikut dan 8,4 juta di Facebook.

Al-Suwaidan mendesak divestasi dari perusahaan-perusahaan dari UEA, Mesir, Bahrain atau negara lain di kawasan yang bekerja sama dengan Israel baik itu di perbankan, aeronautika, atau sektor lainnya. Begitu juga produk dari perusahaan yang untung dari Israel harus diboikot.

“Orang-orang Arab adalah kekuatan yang kuat. Jika orang-orang Arab memboikot perusahaan yang mengambil untung dari negara Zionis, ini dapat menyebabkan kerugian besar sekitar 300 juta orang termasuk orang Arab non-Muslim yang akan berpartisipasi di seluruh dunia dalam boikot tersebut,” jelas Al-Suwaidan.

Baca Juga: ISIS Mengaku Jadi Dalang Serangan Pemakaman di Jeddah, Lagi Tanpa Disertai Bukti

Ia melanjutkan bahwa merupakan sebuah kewajiban untuk melakukan boikot produk yang dianggapnya sebagai musuh.

"Negara-negara Islam secara keseluruhan menolak normalisasi, dan adalah kewajiban rakyat untuk bereaksi terhadap normalisasi ini dengan menimbulkan kerugian terbesar dan berpartisipasi dalam boikot produk musuh," ujarnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x