Donald Trump Tidak Mau Akui Kalah Pilpres AS 2020, Joe Biden: Saya Rasa, Dia Memalukan

- 11 November 2020, 10:33 WIB
Kolase Joe Biden dan Donald Trump.
Kolase Joe Biden dan Donald Trump. /Instagram

PR CIREBON – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut penolakan Donald Trump untuk mengakui kekalahannya dalam pemilihan umum adalah hal memalukan, tetapi menganggap perselisihan itu tidak penting.

"Saya hanya merasa bahwa hal itu memalukan, sejujurnya," kata Biden ketika ditanya apa pendapatnya tentang penolakan Trump untuk mengakui kekalahan dalam pemilihan 3 November lalu.

"Bagaimana saya bisa mengatakan mengenai ini dengan bijaksana? Saya pikir itu tidak akan membantu legacy-nya," tambah Biden kepada wartawan dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Habib Rizieq Ingin Revolusi Akhlak di Indonesia, Refly Harun Tentu Kita Dukung

Seminggu setelah pemilihan presiden AS, Trump masih belum buka suara tentang kekalahannya, mendorong alternatif bahwa dia menang dan mengajukan tuntutan hukum dengan tuduhan penipuan pemilih yang sejauh ini hanya didukung oleh bukti paling kecil.

Biden, sementara itu, mengabaikan Trump.

"Fakta bahwa mereka tidak mau mengakui kami menang pada saat ini tidak terlalu berpengaruh dalam perencanaan kami," kata Biden.

Demokrat mengisyaratkan bahwa meskipun ada upaya Trump untuk menghalangi peralihan kekuasaan, dia tetap presiden terpilih.

Baca Juga: Dikritik Megawati Soal Pengelolaan Kota Jakarta yang Amburadul, Wakil Gubernur Riza Angkat Bicara

Sementara itu, Menteri Luar AS Negeri Mike Pompeo mengatakan dalam konferensi pers yang sulit dipahami bahwa dia sedang mempersiapkan transisi yang mulus ke pemerintahan Trump yang kedua.

Sejak hari pemilihan, Trump hanya tampil sedikit di depan umum dan telah menangguhkan tugas kepresidenan normal.

Satu-satunya kegiatannya yang diketahui di luar Gedung Putih adalah bermain golf dua kali selama akhir pekan, setelah hasil pemilihan dihitung.

Dan konferensi persnya yang biasanya dilakukan hampir setiap hari, wawancara dengan media AS seperti Fox News atau sesi tanya jawab dengan jurnalis Gedung Putih pun telah mengering.

Baca Juga: Pengesahan UU Ciptaker Dinilai Tepat, Pengamat Sebut Bisa Jadi Kunci Mengatasi Persoalan Ekonomi

Sebagai gantinya, Trump menghabiskan banyak waktunya di Twitter, kebanyakan tentang apa yang dia klaim sebagai pemilu yang dicuri.

Satu-satunya tindakan presiden penting Trump adalah pemecatan mendadak Menteri Pertahanan Mark Esper pada Senin lalu, yang ia umumkan di Twitter.

Trump tidak hanya gagal mengundang Biden untuk mengobrol di Oval Office, dia juga memblokir Demokrat dari akses ke fasilitas, pendanaan dan para ahli yang biasanya datang untuk membantu pemimpin selanjutnya.

Baca Juga: Partai Masyumi Reborn Kembali Dideklarasikan, Ahmad Yani Sebut Kekuatan Baru Politik Indonesia

Pelepasan bantuan transisi ini dikendalikan oleh kepala Administrasi Layanan Umum Emily Murphy, yang ditunjuk oleh Trump.

Akan tetapi, Biden telah membentuk satuan tugas virus Corona, memeriksa calon anggota kabinet, dan pada menyampaikan pidato kebijakan terbarunya, kali ini tentang nasib rencana perawatan kesehatan Obamacare yang Trump ingin dibongkar oleh Mahkamah Agung AS.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x