'Lockdown' Hanya Sistem Lumpuhkan Berbagai Sektor, WHO: Membuat Rakyat Miskin, Jadi Lebih Miskin

- 12 Oktober 2020, 13:50 WIB
WHO
WHO /Reuters/Denis Balibouse

PR CIREBON - Pandemi Covid-9 nampaknya membuat pemerintah disejumlah negara kewalahan untuk menanganinya. Lantaran pada kondisi ini dihadapkan oleh dua hal yang dapat menguntungkan dan merugikan.

Berbagai upaya dilakukan untuk menekan penyebaran virus Covid -19 ini. Salah satunya yaitu diberlakukannya sistem 'lockdown' yang menyekat semua aktivitas manusia.

Namun, Utusan Khusus Direktur Jendral Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Urusan Pandemi Covid-19, dr. David Nabarro, mengatakan bahwa lembaga itu tidak menganjurkan karantina wilayah atau lockdown sebagai jalan utama untuk mengendalikan wabah.

Baca Juga: Masih Lanjutkan Narasi Tolak UU Omnibus Law, BEM SI: Kami Belum Kalah! Hingga Perppu Dikeluarkan

"Kami meminta kepada semua pimpinan dunia untuk menghentikan menggunakan lockdown sebagai metode utama pengendalian wabah Covid-19.

Kembangkan sistem yang lebih baik untuk hal ini," ungkap Nabarro dalam sebuah wawancara dengan The Spectator, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada 12 Oktober 2020.

Langkah lockdown ini dianggap dapat berdampak tercekiknya ekonomi dan kemiskinan secara global.

Baca Juga: Sosialisasi UU Cipta Kerja Harus Digalakkan, IPB: Cegah Masyarakat Telan Isu Buruk

Dirinya berumpama, pada bidang pariwisata, seperti di Karibia atau wilayah Pasifik yang terkenal destinasi wisatanya terpukul karena tidak ada wisatawan.

"Lihatlah yang terjadi dengan tingkat kemiskinan, tampaknya kita akan mengalami angka kemiskinan dunia yang berlipat ganda pada tahun depan. Sesungguhnya ini adalah malapetaka global yang mengerikan," ujar Nabarro.

Lockdown menjadikan sejumlah negara yang menerapkan sistem ini mengalami kemrosotan ekonomi dan devisa negara.

Menurut Nabarro, karantina wilayah hanya dibenarkan untuk memberikan waktu kepada pemerintah agar dapat memikirkan dan menimbang keputusan yang selanjutnya akan diambil sebagai jalan tengah dalam menangani pandemi ini.

Baca Juga: Masih Lanjutkan Narasi Tolak UU Omnibus Law, BEM SI: Kami Belum Kalah! Hingga Perppu Dikeluarkan

Dalam sebuah artikel, laman internet mengenai upaya pencapaian pembangunan berkelanjutan, Nabarro menyatakan kondisi saat ini memang menjadi tantangan yang rumit bagi pemimpin di sejumlah negara.

"Diperlukan suatu jalan tengah, karena terlalu banyak pembatasan akan merusak tatanan kehidupan masyarakat," tulis Utusan Khusus WHO itu.

Adapun jalan tengah yang diutarakan Nabarro itu ada tiga hal yang saling berkaitan, yaitu langkah pencegahan setiap saat, layanan tes-telusru-isolasi, dan kebijakan yang jelas dari para pengambil kebijakan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x