Penemuan Arkeolog saat Pandemi, 59 Peti Mati Jejak Mesir Kuno tapi Mumi Seperti Baru Diawetkan

- 7 Oktober 2020, 14:07 WIB
Peti mati, disegel lebih dari 2.500 tahun yang lalu, berasal dari Periode Akhir Mesir kuno.
Peti mati, disegel lebih dari 2.500 tahun yang lalu, berasal dari Periode Akhir Mesir kuno. //Khaled Desouki / AFP
PR CIREBON - Para arkeolog di Mesir telah mengumumkan penemuan 59 peti mati kayu yang diawetkan dengan baik dan tertutup yang terkubur lebih dari 2.500 tahun yang lalu.
 
Saat membuka salah satu sarkofagus yang dihias dengan hiasan sebelum media berkumpul pada hari Sabtu, tim tersebut mengungkapkan sisa-sisa mumi yang dibungkus dengan kain penguburan yang memiliki prasasti hieroglif dalam warna-warna cerah.
 
Penemuan arkeolog dramatis itu digali di selatan Kairo di kuburan Saqqara yang luas, pekuburan ibu kota Mesir kuno Memphis, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO.
 
"Kami sangat senang dengan penemuan ini," kata Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Purbakala Tertinggi, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera
 
 
Sejak penemuan 13 peti mati pertama diumumkan hampir tiga minggu lalu, lebih banyak lagi yang telah ditemukan di lubang di kedalaman hingga 12 meter (40 kaki).
 
Sejumlah peti mati tambahan yang tidak diketahui mungkin masih terkubur di sana, Menteri Pariwisata dan Purbakala Khaled al-Anani mengatakan di situs itu, dekat piramida Djoser yang berusia 4.700 tahun.
 
Peti mati yang disegel lebih dari 2.500 tahun lalu itu, diketahui berasal dari Periode Akhir Mesir kuno, dari sekitar abad keenam atau ketujuh SM.
 
“Saya telah menyaksikan pembukaan salah satu peti mati… mumi itu tampak seperti dimumikan kemarin,” kata al-Anani. 
 
 
Penggalian di Saqqara dalam beberapa tahun terakhir telah menemukan banyak artefak serta mumi ular, burung, kumbang scarab, dan hewan lainnya.
 
Penemuan peti mati tersebut adalah pengumuman besar pertama sejak pandemi Covid-19 di Mesir, yang menyebabkan penutupan museum dan situs arkeologi selama sekitar tiga bulan, sejak akhir Maret lalu.
 
Puluhan patung juga ditemukan di daerah tersebut termasuk patung perunggu yang menggambarkan Nefertem, dewa kuno bunga teratai.
 
 
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa sarkofagus kemungkinan besar milik para pendeta, negarawan senior, dan tokoh terkemuka dalam masyarakat Mesir kuno dari dinasti ke-26, kata al-Anani.
 
Semua peti mati akan dibawa ke Museum Mesir Agung yang akan segera dibuka di Dataran Tinggi Giza, tambahnya.
 
Mereka akan ditempatkan di seberang aula yang menampung 32 sarkofagus tersegel lainnya untuk para pendeta dari dinasti ke-22, yang ditemukan tahun lalu di kota selatan Luxor.
 
 
Pembukaan Museum Agung Mesir yang sempat tertunda beberapa kali direncanakan pada tahun 2021.
 
Museum ini akan menampung ribuan artefak, dari berbagai era sejarah Mesir, dari pra-dinasti hingga periode Yunani-Romawi.
 
Mesir berharap kesibukan penemuan arkeologi dalam beberapa tahun terakhir dan museum baru akan meningkatkan sektor pariwisata vitalnya, yang telah mengalami banyak guncangan sejak pemberontakan Musim Semi Arab 2011, apalagi ditambah adanya pandemi Covid-19.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x