Dia juga mengatakan kedua belah pihak saling menembakkan artileri.
Pihak berwenang Armenia juga mengatakan, dua warga negara Prancis yang bekerja sebagai jurnalis di Le Monde terluka dalam penembakan pada hari kamis.
Penembakan tersebut dilakukan oleh pasukan Azeri di kota Martuni, Armenia, sebelah barat wilayah Nagorno-Karabakh.
“Para wartawan telah dibawa ke rumah sakit,” kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: DPR Lamban Sikapi Pandemi Seolah Tak Penting, FORMAPPI: Hilang Momentum dengan Tunda Rapat Paripurna
Armenia juga memanggil duta besarnya untuk Israel, konsultasi mengenai penjualan senjata Israel ke Azerbaijan. Awal dari pertempuran ini adalah deklarasi kemerdekaan Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan di awal 1990an.
Pertempuran ini telah menewaskan 30.000 orang, tetapi deklarasi itu masih belum diakui oleh negara mana pun, termasuk Armenia. Armenia dan wilayah yang memisahkan diri mengumumkan darurat militer dan mobilisasi militer pekan lalu.
Sementara itu, Azerbaijan memberlakukan aturan militer dan jam malam di kota-kota besar. Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik sebagian terhenti sejak perjanjian gencatan senjata pada 1994.
Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat telah menengahi upaya perdamaian sebagai bagian dari grup minsk, tetapi kesepakatan damai berakhir gagal pada 2010. Kedua belah pihak telah menimbulkan kerugian besar satu sama lain.
Baca Juga: Hari Batik Nasional saat Pandemi, Menperin Ungkap Ekspor Batik Meningkat hingga 21,54 Juta Dolar