PR CIREBON – Azerbaijan dan Armenia menolak seruan internasional untuk berdialog, membuat ketakutan lebih mencekam dengan perang habis-habisan. Penembakan hebat yang terjadi antara Azerbaijan dan Armenia, telah dilaporkan di sekitar Nagorno-Karabakh yang menjadi sengketa.
Pertempuran ini sudah memasuki hari kelima sejak Minggu, 27 September. Kedua belah pihak menolak untuk mundur dan memperhatikan seruan internasional untuk melakukan pembicaraan.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera, Bentrokan paling sengit antara Azerbaijan dan Armenia selama bertahun-tahun ini, telah menyebabkan sejumlah korban tewas dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Hikmah Deklarasi Dihadang Massa, KAMI: Sudah Seharian, Pendemo Bayaran Harus Dikasih Rp1 Juta
Kantor Kejasaan Umum Azerbaijan mengatakan pada hari kamis bahwa, penembakan Armenia menewaskan seorang warga sipil di kota Terter, sekitar 90 km dari Nagorno-Karabakh, serta merusak stasiun kereta api di sana.
Secara terpisah, Kementrian Pertahanan negara itu mengatakan, pasukannya telah melakukan serangan artileri yang menghancurkan posisi pasukan Armenia di wilayah kependudukan itu, sepanjang malam.
Di kota Stepanakert di Nagorno-Karabakh, yang juga dikenal sebagai Khankendi, dua ledakan terdengar sekitar tengah malam saat sirene dibunyikan.
Kantor berita AFP melaporkan, penduduk telah mengklaim kota itu telah diserang menggunakan drone.
Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional 2020, Google Ikut Tampilkan Motif Batik di Google Arts and Culture
Pejabat etnis Armenia di wilayah itu menggambarkan situasi semalam di sepanjang garis depan itu penuh ketegangan.