Lebih lanjut, Tello mengungkapkan balok-balok apung itu dibuat dari daun tebu, botol plastik, dan rambut yang secara sukarela diberikan oleh masyarakat setempat.
"Rambut dapat menyerap minyak, sementara air tidak dapat berbuat demikian," kata Tello, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
"Banyak pihak mengajak masyarakat setempat untuk menyumbangkan rambut mereka," jelas Tello.
Baca Juga: Buah-buahan Jadi Faktor Bantu Pertumbuhan Ekonomi, Nanas dan Manggis Punya Nilai Ekspor 2,5 T
Aksi unik warga menyumbangkan rambut ini, rupanya menjadi viral dengan adanya beberapa video yang beredar dalam media sosial, menunjukkan warga setempat bergotong royong menganyam daun dan rambut menjadi jaring-jaring.
Hingga akhirnya, jaring-jaring unik itu dilarung ke permukaan laut dengan maksud dapat menjaga aliran minyak sehingga dapat dihisap dengan selang.
Intinya, masyarakat negara itu saling bantu untuk menyingkirkan genangan minyak dari perairan mereka.
Baca Juga: Awan Arcus Bak Gulungan Tsunami Nampak di Meulaboh, Warga Diimbau untuk Tidak Panik dan Berlebihana
"Pusat-pusat penyelaman, nelayan, dan warga lainnya turun ke pantai untuk menyelamatkan laut dari pencemaran minyak. Beberapa dari mereka mengirim makanan seperti roti lapis, menyediakan penginapan untuk para relawan, dan potongan harga bagi mereka yang bersedia menyumbangkan rambutnya," terang Tello.
Selain itu, Tello menyatakan bahwa peristiwa pencemaran perairan ini menjadi pukulan telak untuk kehidupan negara yang memasok kebutuhan hidup dari sektor laut.