Trump Jadi Penentu Nasib, Pengamat: Jika Dia Menang, Palestina Berada dalam Bahaya

- 1 Juli 2020, 14:49 WIB
Protes Warga Palestina pada Rencana Israel.*
Protes Warga Palestina pada Rencana Israel.* /AFP/Said Khatib

Baca Juga: Demi Capai Reformasi, Puluhan Ribu Warga Sudan Serempak Berdemo Tanpa Peduli Protokol Kesehatan

Alasan berikutnya, para pemimpin Palestina, PBB dan negara-negara Eropa dan Teluk semuanya mengecam pencaplokan tanah yang akan dilakukan oleh Israel.

Selain itu, Benny Gantz yang merupakan mitra koalisi Netanyahu sekaligus juga pemimpin dari partai Biru dan Putih, telah mendesak penundaan hingga pandemi virus corona mereda.

Sedangkan, Menteri Pendidikan Israel Zeev Elkin menolak kemungkinan adanya aneksasi langsung.

Baca Juga: Infeksi Melonjak Tajam, Fauci: Tidak Ada Jaminan AS Memiliki Vaksin Covid-19 yang Aman dan Efektif

"Siapa pun yang melukis gambar segala sesuatu yang terjadi dalam satu hari pada 1 Juli, melakukannya dengan risiko sendiri," jelas Elkin.

Di sisi lain, seorang Kepala lembaga think tank Masarat di Ramallah mengatakan kepemimpinan Palestina mejaga pilihannya tetap terbuka.

"Mereka menunggu untuk melihat hasil pemilu AS pada bulan November, dan akan lebih khawatir tentang pencaplokan selama masa transisi jika Presiden Trump kalah, tetapi jika Trump menang, pihak Palestina akan berada dalam masalah besar," jelas Masarat.

Baca Juga: Hampir Catat Rekor Tertinggi, Indonesia Justru Alami Penurunan Peringkat Kasus Covid-19 Tingkat Asia

Kemudian, seorang analis Senior di International Crisis Group, Zalzberg membenarkan jika pencaplokan pada tanggal 1 Juli tidak akan terjadi.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x