Studi Ungkap Serangan Beruntun Virus Corona Mampu Rusak Banyak Sistem Organ dalam Tubuh Manusia

- 28 Juni 2020, 09:02 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /pixabay

PR CIREBON - Virus corona yang memasuki tubuh manusia, semula hanya menyerang sistem pernapasan hingga kebanyakan pasien Covid-19 yang kritis akan mendapat bantuan ventilator untuk bernapas normal.

Namun rupanya, para ilmuwan dari Scripss Research Translational Institute di California, Amerika Serikat mulai memahami sejumlah masalah kesehatan lainnya yang disebabkan virus corona.

Bahkan, beberapa di antaranya mungkin akan berefek panjang terhadap pasien dan sistem kesehatan mereka.

Baca Juga: Pantai Inggris Dipadati Ratusan Ribu Orang, Pengunjung: Saya Hanya Melakukan yang Diinginkan

Tak hanya masalah pernapasan, virus corona juga menyerang banyak sistem organ hingga membuat kerusakan yang sangat parah.

"Kami pikir ini hanya virus pernapasan. Ternyata juga menyerang ginjal, jantung, hati, otak, dan organ lain. Kami tidak menyadari itu pada awalnya," ungkap dr. Eric Topol yang merupakan ahli jantung dan direktur Scripps Research Translational Institute, seperti yang dikutip dari Reuters.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami gangguan pembekuan darah yang dapat menyebabkan strok dan peradangan ekstrem berbagai sistem organ.

Baca Juga: Ungkap Tipu Muslihat AS, Angela Merkel: Mereka Berpura-pura Menolong Agar Jadi Terkuat di Dunia

Virus corona juga dapat menyebabkan komplikasi neurologis yang berkisar dari sakit kepala, pusing, dan kehilangan rasa atau bau hingga kejang dan kebingungan.

Sedangkan, seorang Ahli jantung dari Northwestern Medicine di Chicago, Dr. Sadiya Khan mengatakan, manifestasi virus corona sangat luas dan beragam, termasuk memiliki tingkat komplikasi yang terjadi di luar paru-paru.

“Dengan influenza, orang dengan kondisi jantung yang mendasarinya juga berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi,” jelas Khan.

Baca Juga: Curigai Kesehatan Kim Jong Un, Menhan Jepang Ungkap Alasan Gerakan Aneh Korea Utara Sejak April

Lebih dari itu, Khan juga melihat kesamaan penyakit ini dengan HIV, virus yang menyebabkan AIDS, sehingga tenaga kesehatan sejak awal mulali memfokuskan pada jumlah kematian.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kami sangat fokus pada komplikasi kardiovaskular dari penyintas HIV," kata Khan.

Selain itu, pasien Covid-19 yang berada di unit perawatan intensif dan harus menggunakan ventilator selama berminggu-minggu, ternyata juga harus menghabiskan waktu yang lebih lama dalam ruang rehabilitasi untuk mendapatkan kembali mobilitas dan kekuatan.

Baca Juga: Rekrut Anak di Bawah Umur untuk Dijadikan PSK, 3 Pelaku Mucikari Dibekuk Polisi

“Studi baru saja dilakukan untuk memahami efek jangka panjang dari infeksi,” tutur Jay Butler yang merupakan wakil direktur penyakit menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

"Kami mendengar laporan anekdot tentang orang-orang yang kelelahan, napas pendek. Berapa lama itu akan berlangsung, sulit diprediksi," tambah Butler.

Sementara itu, seorang kepala bidang penyakit infeksi-saraf dari Northwestern Medicine Amerika Serikat, Igor Koralnik meninjau literatur ilmiah yang merujuk pada kebanyakan pasien virus corona yang menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca Juga: Disebut Bisa Menciderai Hati Rakyat, DPP PAN Mantap Menolak Usung Mantan Pecandu Narkoba di Pilkada

Diketahui, lebih dari setengah pasien itu memiliki komplikasi neurologis seperti pusing, penurunan kewaspadaan, sulit berkonsentrasi, gangguan bau dan rasa, kejang, strok, dan nyeri otot.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x