PR CIREBON - Teknologi ground penetrating radar atau Radar Penembus Tanah (GPR) resmi menjadi arah baru dari penelitian sejumlah kota kuno Romawi di Italia.
Ini didasarkan pada keberhasilan para arkeolog saat mengungkap Kota Falerii Novi yang merupakan kota bertembok dengan bentangan tanah seluas 75 hektar dan terletak sekitar 30 mil (50 kilometer) utara Roma.
Secara singkat, sejumlah arkeolog yang melakukan penelitian berada dalam pimpinan Profesor Martin Millet dan telah diterbitkan dalam jurnal berjudul Antiquity.
Baca Juga: Menjauhkan Diri dari AS, Uni Eropa Memilih Pendekatan Pragmatis Ke Tiongkok
Konon, Kota Falerii Novi ini dikabarkan sudah berusia lebih dari 2.000 tahun. Dalam detailnya, kota ini didirikan pada 241 SM saat masa Republik Romawi dan dihuni sekitar 700 M pada awal Abad Pertengahan.
Kota ini sendiri memiliki populasi sekitar 3.000 orang dengan detail perangkat kota yang meliputi, kompleks pemandian umum yang luas, bangunan pasar, kuil persegi panjang dengan tiang dekat gerbang selatan kota, dan setidaknya ada 60 rumah besar.
Adapun di dekat gerbang utara terdapat monumen publik dengan serambi bertiang tiga sisi dan sebuah alun-alun terbuka berukuran 40x90 meter.
Baca Juga: Twitter Beri Label Cek Fakta Pada Cuitan yang Hubungkan Konspirasi 5G dengan Covid-19
Sedangkan dalam mengoperasikan kota, Falerii Novi didukung jaringan pipa air yang terletak di bawah blok kota dan itu tidak hanya ada sepanjang jalan, sehingga ini menunjukkan perencanaan kota sudah amat terkoordinasi.
Lebih lanjut, pemindaian GPR ini juga berhasil menangkap rumah pemandian, teater, toko, dan seluruh sistem saluran air dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.