Berhasil Ungkap Kota Kuno Berusia 2000 Tahun, Arkeolog Sebut Teknologi GPR Jadi Arah Baru Penelitian

- 11 Juni 2020, 15:15 WIB
Penampakan kota di Italia dari radar penembus tanah (GPR)
Penampakan kota di Italia dari radar penembus tanah (GPR) /AP

Dalam arti lain, lansiran dari The Sun menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi GPR ini jelas dapat merevolusi pemahaman manusia akan permukiman kuno.

Baca Juga: Tolak Klaim Nine Dash Line Tiongkok atas Natuna, DPR: Tak Ada Kompromi terkait Kedaulatan NKRI

Bahkan, teknologi ini memungkinkan para peneliti untuk menyurvei kota yang terperangkap dalam bawah permukaan bumi, tanpa harus melakukan penggalian yang akan memakan cukup banyak waktu.

Sementara itu, GPR dalam proses kerjanya terlihat mirip dengan radar biasa yakni memantulkan gelombang radio dari benda-benda dan menggunakan gema untuk membangun gambar pada kedalaman yang berbeda.

Kemudian, peralatan GPR ini akan ditarik ke permukaan dengan menggunakan sepeda quad. Sehingga, penelitian lapangan hanya akan memakan waktu sekitar tiga bulan saja, jelas mengubah arah penelitian yang memahami kota-kota kuno Romawi.

Baca Juga: Dapat Perhatian Perdana Menteri, Pasangan Youtuber asal Malaysia Dinobatkan Jadi Duta Persatuan

"Ini membutuhkan satu orang sekitar tiga hingga empat bulan di lapangan. Ini benar-benar mengubah cara kita belajar dan memahami kota-kota Romawi," kata Profesor Martin Millet.

Dengan demikian, para arkeolog yang tergabung dalam penelitian Martin Millet akan melanjutkan survei ke kota-kota kuno lainnya, seperti Interamna Lirenas di Italia dan Alborough di Yorkshire Utara.***

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah