Dalam beberapa hari terakhir, kampanye peniru telah muncul, termasuk yang melibatkan pengguna Twitter yang mengubah tagar #JapaneseLivesMatter menjadi penghargaan fotografi untuk masakan Jepang.
Song mengungkapkan bahwa serangan penggemar K-Pop di platform media sosial adalah sesuatu yang akan kita lihat lebih banyak lagi di masa depan.
"Orang-orang muda mengeluarkan kemarahan dan frustrasi mereka melalui gerakan sosial online yang damai. Mereka merasa diberdayakan, dan pesan mereka beresonansi online di berbagai generasi, lokasi, kebangsaan, dan latar belakang etnis yang berbeda," ujar Song.***