Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa laboratorium telah mengumpulkan urutan genom virus yag hampir lengkap pada 27 Desember 2019 lalu dan meneruskan data ke Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok.
Sementara itu, laboratorium medis lain yang menguji sampel pasien di Wuhan memperingatkan 'virus ditularkan melalui transmisi tetesan jarak dekat atau kontak dengan sekresi pernapasan pasien', dan itu 'jelas menular'.
Baca Juga: Indonesia Duduki Urutan ke-34 Kasus Covid-19 Dunia, Laporan Harian Sabtu 6 Juni Pecah Rekor
Lalu, perusahaan ketiga yang menguji sampel menyelesaikan sekuensing gen pada 29 Desember 2019 lalu, yang menunjukkan kemiripan tinggi dengan SARS, meskipun pengujian mengkonfirmasi itu adalah penyakit yang berbeda.
MoS melaporkan dua bulan lalu bahwa Shi Zhengli, ilmuwan yang dikenal sebagai Wanita Kelelawar melakukan ekspedisi berburu sampelnya di gua-gua, diberangus setelah menyelesaikan pengurutan gen pada 2 Januari 2020 di Institut Virologi Wuhan.
"Kami juga mengungkapkan direktur institut menyampaikan peringatan dari Komisi Kesehatan Nasional untuk tidak mempublikasikan tes atau data," ujarnya.
Baca Juga: Akibat Indonesia akan Tarik Pajak Digital, Donald Trump Ancam Lakukan Investigasi Pajak RI
Caixin membenarkan ada perintah yang melarang publikasi informasi tentang 'hasil pengujian patogen atau kegiatan eksperimental' tanpa persetujuan resmi dari yang bersangkutan dan pemerintah.
Delapan hari kemudian, urutan diterbitkan pada platform akses terbuka atas nama profesor Shanghai. Namun kemudian laboratoriumnya ditutup dengan alasan untuk 'perbaikan'.
Pejabat Tiongkok kemudian merilis gen namun tidak mengakui adanya penularan dari manusia hingga tanggal 20 Januari 2020.