Ratusan Anak Terindikasi Penyakit Kawasaki di Eropa, WHO Investigasi Hubungannya dengan Covid-19

- 17 Mei 2020, 17:55 WIB
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.*
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.* /REUTERS//REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan untuk mewaspadai sindrom inflamasi yang jarang terjadi pada anak di mana sindrom ini diduga dipicu oleh Virus Corona.

Kini pejabat kesehatan banyak menerima laporan terkait kasus-kasus radang yang mirip dengan penyakit Kawasaki di berbagai negara.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Unita Penyakit dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove.

Baca Juga: Kematian Capai 1.089 Orang, Indonesia Tempati Urutan ke-33 Kasus Sebaran Covid-19 Secara Global

Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada hari Jumat bahwa organisasi telah menyusun definisi kasus awal dan formulir laporan kasus untuk sindrom tersebut.

“Dalam beberapa minggu terakhir, laporan dari Eropa dan Amerika Utara menggambarkan sejumlah kecil anak yang dirawat di unit perawatan intensif dengan kondisi inflamasi multisistem dengan beberapa fitur yang mirip dengan penyakit Kawasaki dan sindrom syok toksik,” kata Dr Tedros dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Independent.

Ia mengatakan bahwa laporan awal yang datang berhipotesis bahwa sindrom Kawasaki ini memiliki kaitan erat dengan Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Menjadi Seorang Vegetarian Dijamin Aman dari Covid-19? Berikut Faktanya

"Sangat penting untuk segera dan hati-hati menandai sindrom klinis ini, untuk memahami hubungan sebab akibat dan untuk menggambarkan intervensi pengobatan," tambahnya.

Ia pun meminta semua dokter di seluruh dunia untuk bekerja dengan otoritas nasional dan bisa bekerja sama dengan WHO untuk wapada dan lebih memahmi sindrom ini pada anak-anak.

Pada bulan April, Pediatric Intensive Care Society di Inggris mengeluarkan peringatan kepada dokter yang mencatat telah terjadi peningkatan jumlah anak di dunia, dengan yang terjangkit radang multi-sistem yang membutuhkan perawatan intensif.

Dokter di Italia dan Spanyol juga telah diperingatkan untuk mewaspadai kondisi langka pada anak-anak.

Baca Juga: Juru Bicara Kemenhub Klarifikasi Soal Budi Karya Sumadi yang Dikabarkan Positif Covid-19 Lagi

Pada konferensi pers WHO pada hari Jumat, Dr Kerkhove mengatakan lebih banyak informasi diperlukan untuk menentukan apakah ada hubungan antara sindrom dan Covid-19.

“Kami membutuhkan lebih banyak informasi yang dikumpulkan secara sistematis karena dengan laporan awal, kami mendapatkan deskripsi yang tidak selalu sama,” kata Dr. Kerkhove.

Ia mengatakan anak yang terjangkit Kawasaki itu sebagian dinyatakan positif Covid-19, namun sebagiannya lagi tidak.

Baca Juga: Juru Bicara Kemenhub Klarifikasi Soal Budi Karya Sumadi yang Dikabarkan Positif Covid-19 Lagi

Pada hari Jumat, Badan Kesehatan Nasional Prancis mengumumkan bahwa seorang anak berusia 9 tahun telah meninggal dengan gejala kondisi peradangan yang langka setelah dites positif untuk virus corona.

Sekitar 125 anak-anak di Prancis telah mengembangkan gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki, dengan beberapa dokter Prancis menduga kasus itu terkait dengan Covid-19.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah