Akhir pekan lalu, sekira 29 Rohingya ditemukan di kapal lain yang terapung di laut juga dibawa ke pulau itu, yang sekarang memiliki penerangan listrik dan menara telepon seluler.
Perahu lain yang berlabuh di pantai Bangladesh pada pertengahan April dipenuhi oleh ratusan Rohingya yang kelaparan dan kurus kering.
Baca Juga: Sebut Ada Kejanggalan di Balik Tertangkapnya Roy Kiyoshi, Kuasa Hukum: Ada yang Mau Hancurkan Roy
Korban selamat mengungkapkan beberapa lusin telah meninggal di kapal selama berminggu-minggu di laut.
Lebih dari satu juta Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsi yang luas di Bangladesh selatan, sebagian besar telah tiba dari Myanmar pada akhir 2017 setelah melarikan diri dari tindakan keras militer yang menurut PBB dilakukan dengan niat genosidal.
Militer membantah perihal genosida dan mengatakan mereka melakukan kampanye yang sah terhadap pemberontak yang menyerang pos polisi.
Baca Juga: Warga Banyumas Terus Kembalikan BLT Di Tengah Pandemi, Ganjar Pranowo: Selalu Ada yang Baik
Selama bertahun-tahun, Rohingya yang ingin melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar atau kemiskinan kamp di Bangladesh, telah melakukan perjalanan laut yang berbahaya ke selatan dengan harapan mencapai Thailand atau Malaysia.
Pada 2015, ratusan Rohingya meninggal setelah penumpasan di Thailand menyebabkan penyelundup meninggalkan muatan manusia mereka di laut.
PBB telah mendesak pemerintah untuk membiarkan kapal-kapal itu mendarat, tetapi pemerintah-pemerintah Asia Tenggara telah memperketat perbatasan mereka untuk mencegah virus corona jenis baru.