PIKIRAN RAKYAT - Ketika pandemi Covid-19 mengancam dunia, menyusul jumlah terinfeksi semakin hari semakin banyak, tidak menghambat rencana kejahatan pria bersenjata asal Kanada untuk melakukan pembunuhan kejam di Provinsi Nova Scotia pada Minggu, 19 April 2020.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Reuters, penembakan massal itu setidaknya menewaskan 13 orang, termasuk perempuan yang berprofesi sebagai polisi, selama amukan 12 jam.
Peristiwa itu menjadi aksi pembunuhan massal tersadis dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun di negara tersebut.
Baca Juga: Tak Cuma Ancam Kesehatan, Virus Corona Juga Lumpuhkan Dunia Seni
Gabriel Wortman, pria berusia 51 tahun yang merupakan pelaku utama dalam pembunuhan massal ini, sengaja menggunakan seragam polisi serta menyamarkan mobilnya agar nampak mirip dengan mobil polisi, sebagai siasat ketika melancarkan aksi kejinya itu.
Wortman yang berprofesi sebagai dokter gigi, kemudian menembaki orang-orang di sejumlah lokasi Provinsi Atlantik, perlakuan kejinya yang membuat 13 warga Niva Scotia meregang nyawa belum diketahui secara pasti motifnya apa.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Tingkat RW Terbentuk, Komplek GMA Cirebon Terapkan Karantina Mandiri
Bahkan, Royal Canadian Mounted Police (RCMP) mengungkap bahwa dokter gigi itu sama sekali tidak mengenali korban, ia menembakan tanpa perasaan dan melakukannya cukup cepat.
Pihak kepolisian menambahkan, pihaknya mampu menghentikan ancaman Wortman yang tewas, namun tidak akan mengonfirmasi laporan jaringan CTV bahwa RCMP berhasil menembaknya.
Bahkan, salah satu pejabat RCMP yakni veteran Heidi Stevenson, turut menjadi korban dalam insiden nahas tersebut.