Menyamar Jadi Polisi, Pria Paruh Baya Bersenjata di Kanada Tewaskan 13 Orang

- 21 April 2020, 09:30 WIB
ILUSTRASI Pistol.*
ILUSTRASI Pistol.* /SHUTTERSTOCK/

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, 21 April 2020: Klangenan dan Pekalipan akan Diterpa Hujan Ringan

Kejahatan penembakan terbesar sepanjang sejarah kehidupan 30 tahun, di kota Nova Scotia ini, menjadi peristiwa yang akan selalu diingat warga, karena paling menyisakan banyak luka.

"Hari ini menjadi hari yang menyedihkan bagi Nova Scotia, dan kejadian ini akan terus teringat di tahun-tahun mendatang," kata Lee Bergerman, komandan RCMP di Nova Scotia.

Diketahui, penembakan ini menjadi yang tersadis di Kanada sejak pria bersenjata membunuh 15 perempuan di Montreal pada Desember 1989 silam.

Baca Juga: Corona Ancaman Besar Dunia, Trump: Tiongkok yang Seharusnya Bertanggung Jawab

Penembakan masal jarang sekali terjadi di Kanada, dengan ancaman hukum perihal persenjataannya ditegakan lebih ketat dibandingkan Amerika Serikat.

Sementara itu, saat pandemi Covid-19 melanda Kanada pada Februari 2020 lalu, pemerintah mulai memberlakukan kebijakan lockdown atau penguncian wilayah.

Sehingga ketika pihak kepolisian mendapat laporan penembakan di sebuah rumah tepat di pesisir Portapique, sekitar 130 km utara ibu kota provinsi, Halifax, sempat terkejut.

Baca Juga: Saat Tenaga Medis Terdepan Hadapi Pandemi, Warga pun Bisa Bantu dengan Lawan Infodemik

Namun, tak berselang lama setelah laporan pertama diterima, pihak kepolisian langsung mendatangi TKP pada Sabtu, 18 April 2020 malam.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x