Donald Trump Klaim Obat untuk Malaria Bisa Sembuhkan Covid-19, Ilmuwan Sebut Belum Efektif

- 7 April 2020, 10:00 WIB
ILUSTRASI obat Ivermectin
ILUSTRASI obat Ivermectin //pexels

Sementara itu, efek samping potensial dari hydroxychloroquine adalah kehilangan penglihatan dan masalah jantung.

Namun, para dokter dan perawat merasa nyaman dengan meresepkan obat tersebut karena risikonya relatif rendah dan terapi murah serta mudah didapatkan.

Baca Juga: Cegah Virus Corona Semakin Meluas, Polres Cirebon Kota Gelar Operasi Keselamatan Lodaya

Berdasarkan penelitian dr. Manggala Narasimhan, pasien yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat umumnya jauh lebih parah keadaanya daripada kasus sakit ringan sebelum mereka menerima terapi.

Faktor-faktor itu yang membuat para dokter sulit menentukan apakah obat itu benar-benar efektif dan membahwa perubahan atau justru sebaliknya.

“Saya telah melihat ratusan pasien dengan Covid-19 parah dan sebagian besar orang ini menggunakan hydroxychloroquine,” jelas dr. Manggala Narasimhan.

Baca Juga: Sumbangkan Gaji hingga Akhir Masa Jabatan, Gubernur Gorontalo: Gaji Saya untuk Anak Yatim

Sebagai Direktur Regional Perawatan Krisis di Northwell Health, Amerika Serikat dr. Mangala mengatakan, dalam semua email bahwa meskipun terlalu cepat mengambil kesimpulan.

Namun, penggunaan hydroxychloroquine sepertinya kurang efektif, sehingga tidak ada perubahan yang berarti saat pasien diberikan obat tersebut.

Pendapat lain datang dari dr. Daniel McQuillen seorang spesialis penyakit menular di Lahey Hospital & Medical Center di Burlington, Massachusetts mengatakan, ia telah meresepkan kursus hidroksi klorokuin untuk sekitar 30 pasien COVID-19 sejauh ini.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x