Viral, Dokter Rumah Sakit Shenzen Ungkap Pasien Terinfeksi Virus Corona dapat Sembuh dengan Bantuan Sinar Matahari, Tinjau Faktanya

- 4 Maret 2020, 21:48 WIB
ILUSTRASI kulit wajah terpapar sinar matahari.*
ILUSTRASI kulit wajah terpapar sinar matahari.* /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Maraknya virus corona dalam dua bulan terakhir ini, menjadi perhatian masyarakat dunia. Pasalnya fenomema penyebaran virus corona ini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan dunia oleh World Health Organization (WHO).

Seperti yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situ World Meter, per Rabu, 4 Maret 2020, sebanyak 3.220 meninggal dunia dari 94.261 orang terinfeksi COVID-19.

Dengan adanya fakta tersebut, para medis sedang berjuang untuk menyembuhkan pasien terinfeksi virus dengan treatment dan obat tertentu.

Baca Juga: Virus Corona Masuk ke Indonesia, Komedian Aming Lontarkan Kritikan Pedas pada Pemerintah

Namun, hingga kini, obat untuk menyembuhkan terinfeksi COVID-19 belum ditemukan, tercatat sejumlah 51.203 orang dinyatakan sembuh karena kemampuan daya tahan didalam tubuhnya mampu menangkal virus tersebut.

Baru-baru ini, beredar sebuah kabar yang menyebut bahwa virus corona dapat sembuh dengan berjemur di bawah sinar matahari dengan suhu 25-27 derajat.

Informasi ini tersebar melalui tangkapan layar pesan singkat WhatsApp, berisi narasi panjang yang dikaitkan dengan penelitian seorang yang bergelar master.

Baca Juga: Soal Perjuangan Peningkatan Hak Para Honorer di Cirebon, FHPTK Serahkan Draf Perbub ke Bupati

"Teman sekelas keponakan laki-laki, lulus dengan gelar master, dan bekerja di Rumah Sakit Shenzhen. Dia dipindahkan ke Wuhan untuk mempelajari virus pneumonia baru.

"Dia baru saja menelepon dan meminta saya untuk memberi tahu semua kerabat dan teman saya bahwa jika pilek dan dahak terjadi selama pilek, tidak dapat disimpulkan bahwa itu adalah pneumonia coronavirus tipe baru," penuturan narasi tersebut.

Hal itu memang dibenarkan oleh Menteri Kesehatan, bahkan pihaknya pernah mengutarakan terkait ciri-ciri virus corona, dimana tidak dapat disebut terinfeksi apabila hanya merasakan batuk dan pilek.

Baca Juga: Wabah Virus Corona Buat Pertandingan Persija Kontra Persebaya Resmi Ditunda, Sergio Farias Legowo

Tak hanya itu, informasi lainnya juga diungkap dalam pesan singkat jejaring WhatsApp tersebut.

"Karena coronavirus pneumonia adalah batuk kering tanpa pilek, ini adalah cara paling sederhana untuk mengidentifikasinya," hasil tangkapan layar WhatsApp itu.

Diketahui, selain menjelaskan tentang bagaimana gejala yang dapat dipastikan terinfeksi COVID-19, pesan itu juga menyebut, ada fakta lain terkait cara penyembuhan cepat dan mudah penyakit ini.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Pendatang Masuk ke Kabupaten Cirebon Bakal Kena Pantau

"Tipe baru virus pneumonia koroner tidak tahan panas dan akan terbunuh dalam suhu 26-27 derajat. Karena itu, minumlah air panas untuk mencegah virus,Olahraga, Anda tidak akan terinfeksi virus," lanjut pesan singkat itu.

Adapun resep makanan yang diungkap, berdasarkan hasil penelitian laki-laki lulusan master yang bekerja di Rumah Sakit Shenzhen itu.

"Jika Anda demam tinggi, tutupi selimut dan minumlah sup jahe untuk menambah energi panas tubuh tanpa perlu vaksin.

Baca Juga: Jelang Lanjutan Liga 1 2020 Pekan Kedua, Persib Bandung Siap Permalukan Arema FC di Stadion Kanjuruhan

"Makan lebih banyak jahe, merica bawang putih, dan merica bisa menyelesaikannya. Kurangi makan yg manis, asam, dan asin, dan jangan pergi ke daerah cuaca dingin.

"Virus akan hilang sepenuhnya saat terkena sinar matahari," tambah narasi pesang singkat tersebut.

Dalam edaran kabar ini, beberapa warganet menyimpulkan bahwa virus ini bisa sangat mudah disembuhkan hanya dengan berjemur dibawah matahari atau meminum air panas, karena diketahui tipe virus ini mati dalam suhu 26-27 derajat.

Baca Juga: Kadinkes Kabupaten Cirebon: Jaga Daya Tahan Tubuh, Pencegahan Virus Corona Tidak Perlu Pakai Masker 

Namun, berdasarkan hasil pantauan tim cek fakta Kementerian Komunikasi dan Informasi, berita terkait hal tersebut dapat dipastikan hoaks atau bohong.

Seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situ Kominfo, Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Herawati Sudoyo menjelaskan bahwa belum ada penelitian mengenai virus corona yang bisa mati karena suhu.

Herawati menambahkan bahwa virus corona bisa mati pada suhu 56 derajat celsius selama 30 menit. Namun, kalau dikaitkan dengan virus yang hilang sepenuhnya dibawah sinar matahari, Herawati meragukannya.

Baca Juga: Terkuak Alasan Dibalik Pemerintah Arab Saudi Tolak Jemaah Umrah Indonesia karena Ditemukan 18 Orang Terinfeksi COVID-19, Cek Kebenarannya

Ia mengingatkan bahwa suhu di Indonesia tidak sampai 56 derajat celsius. Sinar ultraviolet pun tidak dapat menembus intensitas yang dibutuhkan untuk membunuh virus.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia juga menjelaskan bahwa lampu sinar ultraviolet sekalipun tidak mampu membunuh virus corona. Alih-alih membunuh virus corona, sinar ultraviolet malah akan menyebabkan iritasi kulit.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: World Meter Coronavirus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x