Akibat Tak Setuju dengan UU Kewarganegaraan, Muslim India Alami Penindasan dan Pembantaian hingga Dirusaknya Al Qur'an, Tinjau Kebenaranya

- 3 Maret 2020, 19:45 WIB
Kericuhan di India.
Kericuhan di India. /Twitter/@vikrantgupta73

PIKIRAN RAKYAT - Penindasan terhadap masyarakat muslim dunia, kini terjadi di New Delhi India, setelah sebelumnya ketidakadilan juga menimpa muslim Uighur di Tiongkok.

Keadaan ini yang memantik masyarakat muslim dunia geram, sehingga mereka melakukan aksi di negaranya masing-masing sebagai bentuk perlawanan dari segala bentuk kezaliman.

Namun, karena tindakan perlawan tersebut, masyarakat yang rusuh dan tidak cinta damai sering disematkan untuk umat Islam dunia.

Baca Juga: Diduga Terinfeksi Virus Corona, Jackie Chan Akan Berikan Rp 205 Juta untuk Penemu Obat Covid-19,  Simak Fakta Selengkapnya

Pengesahan UU Kewarganegaraan India pada Desember 2019 dijadikan alasan kelompok radikal untuk melakukan persekusi dan pembantaian terhadap kaum Muslim di India.

Seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman media sosial Facebook yang diunggah pada 27 Februari 2020 pada pukul 11.34, menampilkan sejumlah mayat pria tergelatak dilantai.

"Innaalilahi wa'inaailaihi rooji'uun.. Akibat Pengesahan Undang-undan anti muslim di India, saudara-saudara muslim kita di Mesjid Delihi dibantai oleh ektrimis Hindu," berikut narasi yang dikutip dari laman Facebook tersebut.

Baca Juga: Cerita Haru 'Ayahku Seorang Bomba', Tuai Reaksi Merinding Warganet Malaysia

Tak hanya itu, pemilik akun juga menjelaskan bentuk-bentuk penindasan yang diterima masyarakat muslim Delhi serta bentuk penistaan terhadap agama Islam.

"Disiram air keras, diperkosa, Al-Qur'an serta Mesjid dibakar, Ham dimana..?? Ketika muslim terbunuh semua diam," dikutip dari laman Facebook itu.

Ia menganggap bahwa ketidakadilan bagi kaum muslim yang selalu disematkan dengan label terorisme, padahal faktanya umat muslim lah yang menjadi korban.

Baca Juga: Usai Jalani Tes Keperawanan, Siswi SMK Cilodong Depok Dikeluarkan Lantaran Tak Perawan, Kepala Sekolah Buka Suara

"Muslim yang paling banyak diteror tapi label teroris diberikan kepada muslim," lanjut pemilik akun di laman Facebooknya.

Berdasarkan penelusuran tim Kominfo, bahwa kedua foto yang diunggah tersebut memang benar adanya, namun ada kesalahan dalam mengartikan aktivitas tersebut.

"Faktanya, berdasarkan penelusuran dua foto yang diunggah akun Facebook di atas bukan foto kaum muslim di New Delhi yang menjadi korban pembantaian ekstremis Hindu akibat pengesahan UU Kewarganegaraan India," sepeti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari penjelesan Kominfo dalam situs resmi.

Baca Juga: Cegah Banjir di Sungai Kriyan Barat, Pemkot Cirebon Targetkan Perbaikan Pintu Air

Diketahui, foto tersebut adalah foto sebuah gerakan protes dengan mengenakan kain kafan oleh para penentang UU Kewarganegaraan India di Aurangabad pada 24 Februari 2020.

Dapat disimpulkan, bahwa berita ini termasuk kedalam kategori berita yang menyesatkan. Serta nantinya dapat memicu perpecahan antar kelompok agama bersangkutan.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Kominfo Facebook Bella Irana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x