PR CIREBON - Batubara termahal yang berjangka China, diketahui telah mengalami penurunan pada batas perdagangan.
Turunya batubara di perdagangan, sejak sesi malam ketiga yang secara berturut-turut pada hari Kamis, 21 Oktober 2021.
Hal ini, memperpanjang kerugian yang tengah dipicu oleh tanda-tanda Beijing, karena dapat melakukan intervensi guna mendinginkan harga yang tengah melonjak, serta meredakan krisis listrik yang meluas.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Reuters, China mendorong para penambang untuk meningkatkan produksi batubara serta meningkatkan impor.
Oleh karena itu, pembangkit listrik dapat membangun kembali persediaan pada awal musim dingin.
Akan tetapi para analis, telah mengatakan bahwa kekurangan yang mungkin akan bertahan, setidaknya dalam beberapa bulan lagi.
Baca Juga: Rachel Vennya Resmi Diperiksa, Begini Nasib 2 Oknum TNI yang Diduga Membantunya Kabur
Adapun perencanaan negara bagian, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), juga mengatakan bahwa pihaknya kini masih mempelajari beberapa cara untuk melakukan intervensi guna menurunkan harga batubara.