"Mereka mungkin menghadapi bertahun-tahun dalam isolasi," tambah Ajwa.
Komisi mengatakan bahwa al-Ardah ditahan dalam kondisi isolasi yang keras, di sel tidak berventilasi yang tidak memiliki kebutuhan dasar manusia.
Baca Juga: Terbongkar! Warga Negara Inggris Biayai Al Qaeda dan Taliban dengan Dana Eropa
Ia juga tidak diberi barang-barang pribadi atau pakaian tambahan, bantal atau selimut.
Ajwa mengatakan Komisi akan segera mengajukan petisi untuk memperbaiki kondisi penahanan al-Ardah, termasuk memindahkannya ke sel yang lebih baik dan mengizinkannya membawa pakaian.
Al-Ardah termasuk di antara enam tahanan Palestina yang melarikan diri dari penjara Gilboa utara Israel saat fajar pada 6 September lalu.
Pihak berwenang Israel mengumumkan penangkapannya kembali bersama dengan Zakaria Zubeidi pada awal 11 September, sedangkan Mahmoud Abdullah al-Ardah dan Yaqoub Mahmoud Qadri telah ditangkap kembali sehari sebelumnya.
Dua pelarian terakhir, Ayham al-Kamamji dan Munadel Infaat, ditangkap kembali pada 19 September di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki utara, setelah perburuan selama dua minggu.
Komisi mengatakan otoritas penjara Israel mengadakan sidang internal untuk Qadri dan memutuskan untuk menjatuhkan tindakan hukuman padanya.