Soal Deklarasi Perang Melawan Junta Militer Myanmar, Begini Tanggapan Aung San Suu Kyi

- 21 September 2021, 14:40 WIB
Aung San Suu Kyi ditanyai komentarnya soal rencana perang melawan junta militer Myanmar oleh partainya.
Aung San Suu Kyi ditanyai komentarnya soal rencana perang melawan junta militer Myanmar oleh partainya. /REUTERS/Athit Perawongmetha/

PR CIREBON – Pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, tidak mempunyai komentar apapun atas deklarasi perang melawan junta oleh pemerintah bayangan.

Hal itu diutarakan oleh pengacara Aung San Suu Kyi pada Senin, 20 September 2021, ketika rencana perang melawan junta militer Myanmar itu didominasi oleh anggota parlemen dari partainya.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi dalam kudeta Februari lalu.

Baca Juga: Wilayah Jawa dan Bali Bebas dari PPKM Level 4, Anak di Bawah 12 Tahun Boleh Masuk Mal

Kudeta itu telah memicu protes demokrasi besar-besaran yang menyebabkan tindakan keras berdarah dari junta militer.

Anggota parlemen NLD merupakan mayoritas dari Pemerintah Persatuan Nasional yang bekerja untuk menggulingkan rezim militer dan menyatakan perang defensif rakyat awal bulan ini.

Mereka mendesak warga untuk menyerang aset junta militer.

Baca Juga: Sering Berselancar di Dunia Maya? Inilah 9 Tips Aman dan Bijak dalam Menggunakan Media Sosial

Setelah deklarasi tersebut, bentrokan antara pasukan pertahanan rakyat lokal dan militer telah meningkat.

Kelompok anti-junta mengungkap bahwa pertempuran itu menyebabkan puluhan menara komunikasi milik tentara diserang.

Aung San Suu Kyi tidak tidak memiliki komentar apapun ketika ditanya tentang deklarasi perang NUG, menurut pengacara Khin Maung Zaw.

Baca Juga: Disebut-sebut Sudah Siap Menikah dengan Gisel, Wijin: Semakin Tahu...

Ia menambahkan bahwa Aung San Suu Kyi akan berkomentar hanya setelah berdiskusi dengan orang lain dalam kepemimpinan NLD.

"Dia bilang dia tidak pernah berbalik melawan keinginan orang-orang," tambahnya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Tidak adanya kekerasan adalah prinsip inti dari peraih Nobel tersebut dan merupakan karakteristik yang menentukan dari gerakan demokrasi yang dipimpinnya melawan junta sebelumnya.

Baca Juga: Pembatasan Kerja Baru yang Diberlakukan Taliban Membuat Marah Wanita Afghanistan: Saya Mungkin Juga Mati

Akan tetapi banyak anak muda yang melakukan protes telah bergerak dengan perlawanan, melihat hal itu sebagai satu-satunya cara untuk secara permanen membasmi dominasi militer dalam politik dan ekonomi.

Aung San Suu Kyi telah ditahan di bawah tahanan rumah sejak kudeta, terputus dari dunia luar selain menghadiri pengadilan dan pertemuan dengan pengacaranya.

Dia muncul di pengadilan khusus di ibu kota Naypyidaw untuk sidang terbaru atas dugaan mengimpor walkie-talkie secara ilegal dan melanggar pembatasan virus Corona selama pemilihan tahun lalu.

Baca Juga: Simak 7 Tips Jalani LDR dengan Pasangan, Salah Satunya Alasan Tetap Bersama!

Dia menghadapi sejumlah tuduhan lain dan bisa dipenjara selama beberapa dekade jika terbukti bersalah.

Wartawan dan jurnalis telah dilarang untuk meliput semua proses sejauh ini.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x