Tidak mungkin untuk segera memverifikasi klaim secara independen atau untuk mengetahui bagaimana sisa-sisa telah diidentifikasi.
"Ini adalah pukulan telak terhadap kelompok teroris ini," ujar Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.
Baca Juga: Kenapa Pangeran George Tidak Akan Pernah Jadi Raja Inggris? Novelis Hilary Mantel Ungkap Prediksinya
Al-Sahrawi telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan 2017 di Niger yang menewaskan empat personel militer AS dan empat orang dengan militer Niger.
Kelompoknya juga telah menculik orang asing di Sahel dan diyakini masih menahan warga Amerika Jeffrey Woodke, yang diculik dari rumahnya di Niger pada 2016.
Pemimpin ekstremis itu lahir di wilayah Sahara Barat yang disengketakan dan kemudian bergabung dengan Front Polisario.
Setelah menghabiskan waktu di Aljazair, ia pergi ke Mali utara dan menjadi tokoh penting dalam kelompok yang dikenal sebagai MUJAO, menguasai kota utama utara Gao pada tahun 2012.
Militer Prancis telah memerangi ekstremis Islam di wilayah Sahel, di mana negara Napoleon Bonaparte itu pernah menjadi kekuatan kolonial sejak intervensi 2013 di Mali utara.
Namun baru-baru ini diumumkan bahwa mereka akan mengurangi kehadiran militernya di wilayah tersebut, dengan rencana untuk menarik 2.000 tentara pada awal tahun depan.***