Emmanuel Macron Umumkan Kematian Pemimpin ISIS di Sahara, Menyebutnya Keberhasilan Besar Militer Prancis

- 16 September 2021, 13:45 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengabarkan kematian dari pemimpin ISIS di Sahara dan menyebutnya sebagai keberhasilan besar militer.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengabarkan kematian dari pemimpin ISIS di Sahara dan menyebutnya sebagai keberhasilan besar militer. /Instagram/@emmanuelmacron

PR CIREBON - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan kematian pemimpin ISIS di Sahara pada Rabu, 15 September 2021.

Bagi militer Prancis kematian Adnan Abu Walid al-Sahrawi menjadi 'keberhasilan besar' setelah lebih dari delapan tahun memerangi ekstremis di Sahel.

Disampaikan Emmanuel Macron melalui media sosial bahwa Adnan Abu Walid al-Sahrawi telah dinetralisir oleh pasukan Prancis, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat! Kode Redeem Genshin Impact 'GI' Hari Ini 16 September 2021

Dia tidak menyebut di mana Adnan Abu Walid al-Sahrawi terbunuh, meskipun kelompok ISIS aktif sepanjang perbatasan antara Mali dan Niger.

"Bangsa ini memikirkan malam ini semua pahlawannya yang tewas untuk Prancis di Sahel dalam operasi Serval dan Barkhane, dari keluarga yang ditinggalkan, dari semua yang terluka," kata Emmanuel Macron.

"Pengorbanan mereka tidak sia-sia," sambungnya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al-Arabiya.

Baca Juga: Korea Utara dan Selatan Sama-sama Uji Coba Rudal Balistik, Pengamat: Tunjukkan Siapa yang Terkuat

Desas-desus kematian pemimpin ISIS telah beredar selama berminggu-minggu di Mali, meskipun pihak berwenang di wilayah belum memberikan konfirmasi.

Tidak mungkin untuk segera memverifikasi klaim secara independen atau untuk mengetahui bagaimana sisa-sisa telah diidentifikasi.

"Ini adalah pukulan telak terhadap kelompok teroris ini," ujar Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.

Baca Juga: Kenapa Pangeran George Tidak Akan Pernah Jadi Raja Inggris? Novelis Hilary Mantel Ungkap Prediksinya

Al-Sahrawi telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan 2017 di Niger yang menewaskan empat personel militer AS dan empat orang dengan militer Niger.

Kelompoknya juga telah menculik orang asing di Sahel dan diyakini masih menahan warga Amerika Jeffrey Woodke, yang diculik dari rumahnya di Niger pada 2016.

Pemimpin ekstremis itu lahir di wilayah Sahara Barat yang disengketakan dan kemudian bergabung dengan Front Polisario.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 16 September 2021: Cancer, Leo, dan Virgo, Jadilah Diri Sendiri Agar Bahagia

Setelah menghabiskan waktu di Aljazair, ia pergi ke Mali utara dan menjadi tokoh penting dalam kelompok yang dikenal sebagai MUJAO, menguasai kota utama utara Gao pada tahun 2012.

Militer Prancis telah memerangi ekstremis Islam di wilayah Sahel, di mana negara Napoleon Bonaparte itu pernah menjadi kekuatan kolonial sejak intervensi 2013 di Mali utara.

Namun baru-baru ini diumumkan bahwa mereka akan mengurangi kehadiran militernya di wilayah tersebut, dengan rencana untuk menarik 2.000 tentara pada awal tahun depan.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah