PR CIREBON- Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa, 7 September 2021 bahwa dia yakin Tiongkok akan mencoba membuat kesepakatan dengan Taliban setelah kelompok itu merebut kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus.
Ditanya apakah dia khawatir Tiongkok akan mendanai Taliban, yang dikenai sanksi berdasarkan undang-undang AS, Joe Biden mengatakan kepada wartawan, bahwa Tiongkok memiliki masalah nyata dengan kelompok itu.
"Jadi mereka (Tiongkok) akan mencoba membuat beberapa pengaturan dengan Taliban, Saya yakin. Seperti halnya Pakistan, seperti halnya Rusia, seperti halnya Iran. Mereka semua mencoba mencari tahu apa yang mereka lakukan sekarang," ujar Joe Biden.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari India Today, Amerika Serikat dan sekutu G7 telah sepakat untuk mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap Taliban.
Washington telah memblokir akses Taliban ke cadangan Afghanistan, yang sebagian besar dipegang oleh Federal Reserve New York, untuk memastikan mereka memenuhi janji mereka, yakni menghormati hak-hak perempuan dan hukum internasional.
Tetapi para ahli mengatakan banyak dari pengaruh ekonomi itu akan hilang jika Tiongkok, Rusia, atau negara lain memberikan dana kepada Taliban.
Italia, presiden saat ini dari Kelompok 20 ekonomi utama, yang meliputi Tiongkok dan Rusia, telah mencoba untuk mengatur pertemuan G20 virtual di Afghanistan.
Tetapi tidak ada tanggal yang diumumkan, menunjukkan perselisihan di antara kelompok tersebut.
Sementara itu, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam panggilan telepon pada 29 Agustus bahwa masyarakat internasional harus terlibat dengan Taliban dan "membimbing secara positif".
Tiongkok belum secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan.
Tetapi Wang pada Juli menjamu Mullah Baradar, yang sejak itu ditunjuk sebagai wakil perdana menteri, dan mengatakan dunia harus membimbing dan mendukung negara itu saat transisi ke pemerintahan baru, alih-alih memberikan lebih banyak tekanan padanya.
Seperti diketahui, Taliban berhasil menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus setelah menduduki ibu kota Kabul.
Proses pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban itu terjadi tanpa perlawanan. Hal itu dikarenakan Presiden Afghanistan dan sejumlah diplomat telah lebih dulu meninggalkan negara tu.
Hal itu dilakukan Presiden Afghanistan demi menghindari pertumpahan darah di negaranya.***