WHO Mencatat Adanya Varian Covid-19 Baru, Dikhawatirkan Lebih Berbahaya dan Mudah Menular

- 7 September 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi. Varian Covid-19 baru bernama Varian Mu menjadi kekhawatiran WHO saat ini, karena disinyalir lebih berbahaya dan mudah menular.
Ilustrasi. Varian Covid-19 baru bernama Varian Mu menjadi kekhawatiran WHO saat ini, karena disinyalir lebih berbahaya dan mudah menular. //pixabay.com/TheDigitalArtist

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Newsweek, sejak pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari lalu, varian Mu telah menyebar ke 41 negara, termasuk Amerika Serikat (AS).

Paling umum di Hawaii dan Alaska, varian ini menyumbang kurang dari satu persen kasus di AS, tetapi potensinya untuk lebih menular atau menolak vaksin dan kekebalan alami membuat pejabat kesehatan mengawasi mutasi.

Baca Juga: Dituduh Jadi Penyebar Covid-19 karena Langgar Aturan Karantina, Pria di Vietnam Dipenjara Selama 5 Tahun

Nebraska adalah satu-satunya negara bagian di AS yang belum mendeteksi kasus Varian Mu dari Covid-19, yang dapat membuat vaksin menjadi kurang efektif.

Setidaknya satu kasus Varian Mu telah terdeteksi di District of Columbia dan setiap negara bagian di AS selain Nebraska.

California dilaporkan memiliki kasus Varian Mu tertinggi yakni 384, sementara Lis Angeles County mengidentifikasi 167 kasus Varian Mu berdasarkan data Departemen Kesehatan Masyarakat.

Baca Juga: Besok Rabu Jadi Hari Keberuntungan 2 Zodiak Berikut pada Minggu Ini, Apakah Anda Termasuk Salah Satunya?

Direktur LA County Public Health, Dr. Barbara Ferrer mengatakan kalau ini menjadi alasan betapa pentingnya melakukan vaksinasi dan perlindungan berlapis.

“Hal tersebut adalah tindakan yang memutus rantai penularan dan membatasi proliferasi Covid-19 yang memungkinkan virus bermutasi menjadi sesuatu yang bisa lebih berbahaya,” ujar Dr, Barbara.

WHO sendiri melabeli Varian Mu sebagai salah satu yang Varian menarik, karena memiliki karakteristik dapat membuatnya menular atau resisten (tidak mempan) terhadap vaksin.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Conversation Newsweek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah