Amerika Serikat Menyebut Tidak Ada Kesempatan untuk Pengakuan Cepat Pemerintah Taliban

- 28 Agustus 2021, 16:00 WIB
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Amerika Serikat menolak pengakuan cepat untuk pemerintah Taliban di Afghanistan.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Amerika Serikat menolak pengakuan cepat untuk pemerintah Taliban di Afghanistan. /Reuters/Mohammad Ismail

PR CIREBON- Amerika Serikat telah menolak kemungkinan pengakuan cepat untuk pemerintah Taliban dan mengatakan belum memutuskan apakah akan mempertahankan kehadiran diplomatik di Afghanistan setelah penarikan pasukan akhir Agustus.

Terkait penolakan Amerika Serikat mengenai pengakuan pemerintah Taliban di Afghanistan itu, disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.

"Saya ingin benar-benar jelas, tidak perlu terburu-buru untuk mendapatkan pengakuan dalam bentuk apa pun oleh Amerika Serikat atau mitra internasional mana pun yang telah kami ajak bicara," kata Jen Psaki, perihal Taliban yang kini menguasai Afghanistan.

Baca Juga: Dirawat di Rumah Sakit, Yahya Waloni Alami Pembengkakan Jantung

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman TRT World, Amerika Serikat mengatakan pengakuan terhadap rezim Taliban di masa depan akan bergantung pada tidak mengizinkan wilayah Afghanistan digunakan sebagai basis terorisme dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, terutama perempuan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Taliban telah meminta agar Amerika Serikat tetap hadir di negara itu setelah pasukan AS yang tersisa ditarik keluar pada hari Selasa.

"Mereka telah menjelaskan kepada kami dalam komunikasi kami bahwa mereka ingin melihat kehadiran diplomatik Amerika tetap ada. Pada akhirnya, tentu saja, itu tidak tergantung pada Taliban," kata Price.

Baca Juga: Krisis di Afghanistan Terus Terjadi, PBB Bersiap untuk Eksodus Besar-besaran ke Negara Tetangga

"Ini adalah tekad yang perlu kita buat konsisten dengan hak prerogatif utama dan itu adalah keselamatan dan keamanan pejabat Amerika," sambungnya.

Dia mengatakan Taliban telah berjanji untuk memberikan "keamanan dan perlindungan" tetapi itu hanya "kata-kata" dan Washington akan membutuhkan jaminan lebih lanjut sebelum membuat keputusan apa pun.

Setelah Taliban mengambil alih Kabul pada 15 Agustus, diplomat yang tersisa dari kedutaan AS melarikan diri ke bandara yang diamankan AS di ibu kota.

Baca Juga: Ramalan Horoskop 28 Agustus 2021: Capricorn, Aquarius, dan Pisces Hubungan Selalu Alami Pasang Surut

Pentagon mengatakan Taliban belum mengambil kendali atas operasi apa pun di bandara Kabul setelah laporan bahwa gerakan yang sekarang menjalankan Afghanistan telah memasuki fasilitas yang dikendalikan militer AS.

"Mereka tidak bertanggung jawab atas gerbang mana pun, tidak bertanggung jawab atas operasi bandara mana pun. Itu masih di bawah kendali militer AS," kata juru bicara Pentagon John Kirby, Jumat, 27 Agustus 2021.

Pernyataan Kirby muncul tepat setelah Taliban menyatakan kontrol di beberapa bagian bandara Kabul.

Baca Juga: Berbeda Pendapat Soal Asal Usul Covid-19, Intelijen AS Miliki 2 Hipotesis: yang Masuk Akal...

Seorang juru bicara Taliban mengatakan kelompok itu menguasai beberapa bagian dari bandara Kabul pada hari Jumat, sebagai batas waktu 31 Agustus bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk menyelesaikan evakuasi.

Amerika Serikat terus memasuki hari-hari terakhir pengangkutan udara yang kacau dari Afghanistan pada hari Jumat di tengah langkah-langkah keamanan yang lebih ketat dan kekhawatiran akan lebih banyak pertumpahan darah.

AS memperingatkan bahwa lebih banyak serangan dapat terjadi menjelang tenggat waktu Presiden Joe Biden yang semakin dekat untuk menarik pasukan Amerika dari Afghanistan pada hari Selasa.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 28 Agustus 2021: Sagitarius Selamat Ada Kabar Baik dan Capricorn Harus Percaya Diri

Dua pejabat mengatakan jumlah korban tewas Afghanistan dalam pemboman Kamis naik menjadi 169, sementara AS mengatakan itu adalah hari paling mematikan bagi pasukan Amerika di Afghanistan sejak Agustus 2011.

Biden menyalahkan serangan itu pada cabang ISIS di Afghanistan, yang merupakan musuh mematikan bagi Taliban dan Barat.

Pentagon juga mengatakan bahwa hanya ada satu pembom bunuh diri di gerbang bandara, bukan dua, seperti yang awalnya dikatakan pejabat AS.

Baca Juga: Tinggalkan Karier Politik di Afghanistan, Sayed Sadaat Kini Bekerja Jadi Kurir di Jerman: Saya Berharap...

Serangan itu menandai korban militer AS pertama di Afghanistan sejak Februari 2020 dan merupakan insiden paling mematikan bagi pasukan Amerika di sana dalam satu dekade.

Jenderal AS Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, mengatakan pada hari Kamis bahwa informasi awal adalah bahwa dua pembom bunuh diri telah menyerang gerbang bandara dan hotel Baron di dekatnya.

"Saya dapat mengonfirmasi kepada Anda bahwa kami tidak percaya bahwa ada ledakan kedua di atau di dekat Hotel Baron, bahwa itu adalah seorang pembom bunuh diri," kata Mayor Jenderal Angkatan Darat William Taylor kepada wartawan, Jumat.

Dia mengatakan pasukan AS yang terluka dalam serangan itu sekarang dirawat di Jerman.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah