Kecewa dengan Vaksin Covid-19 yang Tidak Merata, Kepala WHO Tedros Serukan Moratorium

- 24 Agustus 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi vaksinasi. Kepala WHO, Tedros, menyerukan adanya moratorium dua bulan untuk vaksin Covid-19 karena ketidaksetaraan di dunia.
Ilustrasi vaksinasi. Kepala WHO, Tedros, menyerukan adanya moratorium dua bulan untuk vaksin Covid-19 karena ketidaksetaraan di dunia. /Pexels/Gustavo Fring

PR CIREBON – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Gebreyesus menyerukan moratorium dua bulan dalam pemberian suntikan vaksin Covid-19.

Hal itu dilakukan WHO sebagai cara untuk mengurangi ketidaksetaraan vaksin global dan mencegah munculnya varian virus Corona baru.

Direktur Jenderal WHO tersebut mengatakan bahwa dia sangat kecewa dengan cakupan sumbangan vaksin Covid-19 di seluruh dunia.

Baca Juga: Kapolri Beri Izin Liga 1 dan 2, PSSI: Kepercayaan Pemerintah akan Kami Jaga dan Kerjakan dengan Maksimal

Menurut Tedros, banyak negara berjuang untuk memberikan dosis pertama dan kedua kepada lebih dari sebagian kecil populasi mereka, tetapi negara-negara kaya menjaga stok vaksin yang terus bertambah.

Tedros meminta negara-negara yang menawarkan dosis vaksin ketiga untuk berbagi apa yang dapat digunakan untuk booster dengan negara lain  sehingga negara yang belum mendapat jatah vaksin dapat meningkatkan cakupan vaksinasinya.

Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Israel, dan Hongaria, serta negara lain di Eropa, Timur Tengah, dan Asia, sudah menawarkan atau berencana menawarkan suntikan penguat Covid-19 pada populasi mereka.

Baca Juga: BLT Anak Sekolah Belum Cair? Segera Cek Nama Penerimanya Melalui Cara Berikut

Pada awal Agustus, Hungaria menjadi negara pertama di Uni Eropa yang beranggotakan 27 orang yang mengizinkan penduduknya mendaftar untuk dosis ketiga.

Sejauh ini lebih dari 187.000 orang telah menerima booster, menurut statistik pemerintah.

Pekan lalu, pejabat kesehatan AS mengumumkan rencana untuk membagikan suntikan booster vaksin Covid-19 kepada semua orang Amerika.

Baca Juga: Soal Perpanjangan Batas Waktu Evakuasi dari Afghanistan, AS: Itu Keputusan Presiden

Pemberian booster itu merupakan upaya untuk menopang perlindungan terhadap lonjakan kasus yang dikaitkan dengan varian Delta dan tanda-tanda bahwa efektivitas vaksin sedang menurun.

Namun badan kesehatan PBB telah berulang kali menyerukan negara-negara kaya untuk berbuat lebih banyak dalam membantu meningkatkan akses ke vaksin di negara berkembang.

Tedros mengatakan bahwa dari 4,8 miliar dosis vaksin yang dikirimkan hingga saat ini secara global, 75 persen telah diberikan hanya ke 10 negara sementara cakupan vaksin di Afrika kurang dari 2 persen.

Baca Juga: Hoshi SEVENTEEN Ungkap Tentang Kepribadian Aslinya: Saya Benar-benar Jujur Saat Bersama...

“Ketidakadilan vaksin dan nasionalisme vaksin meningkatkan risiko munculnya varian yang lebih menular,” kata Tedros, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

“Virus akan berpeluang beredar di negara-negara dengan cakupan vaksinasi rendah, dan varian Delta bisa berkembang menjadi lebih virulen, dan pada saat yang sama juga bisa muncul varian yang lebih kuat,” katanya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan pada konferensi pers bahwa Hongaria memiliki 8 juta dosis vaksin Covid-19 dalam penyimpanan.

Baca Juga: Israel Jatuhkan Bom pada Situs Hamas di Gaza Sebagai Tanggapan Atas Serangan Balon Api

Ia juga menegaskan bahwa negara Eropa Tengah tersebut telah menyumbangkan lebih dari 1,5 juta dosis ke negara lain.

Tedros berterima kasih kepada Hongaria karena telah memberikan sumbangan itu.

“Kami berharap Anda akan berbuat lebih banyak karena tidak ada yang aman sampai semua orang aman,” tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x