Rusia dan Tiongkok juga menyebut latihan militer itu menunjukkan tekad kuat dan kekuatan kedua negara untuk bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas internasional dan regional.
"Ini mencerminkan posisi baru kemitraan koordinasi strategis komprehensif Tiongkok-Rusia untuk era baru dan saling percaya strategis, pertukaran pragmatis dan koordinasi antara kedua negara," kata Xinhua, media lokal Tiongkok.
Baca Juga: PBB Sebut Junta Militer Bertekad Perkuat Kekuasaan di Myanmar: Ini Upaya Promosikan Legitimasi
Richard McGregor, pakar Tiongkok di lembaga pemikir Lowy Institute yang berbasis di Australia, mengatakan hubungan yang berkembang antara Beijing dan Moskow lebih dari sekadar kerjasama untuk kenyamanan.
“Frasa itu meremehkan kedalaman kepentingan bersama mereka, dan tentu saja yang terbesar adalah menentang AS dan merongrong AS dan Barat,” kata McGregor, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.
Wilayah Ningxia berbatasan dengan Xinjiang, di mana Tiongkok dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uighur di kamp-kamp interniran.
Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan, 11 Agustus 2021: Scorpio Investasi dan Sagitarius Fokuslah
Kritikus, termasuk AS, mengatakan warga Uighur yang ditahan telah menjadi sasaran pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penahanan sewenang-wenang, kerja paksa, penyiksaan, sterilisasi paksa dan pemisahan keluarga.
Tiongkok telah membantah tuduhan itu dan mengklaim kamp-kamp itu adalah pusat pendidikan ulang yang didirikan untuk memerangi separatisme dan terorisme dan meningkatkan pembangunan ekonomi.
Xinjiang berbagi perbatasan yang sempit dengan Afghanistan, dan Beijing khawatir tentang kekerasan yang meluas di perbatasannya jika Taliban melanjutkan kemajuan mereka.