PR CIREBON - Korea Selatan akan menaikkan pembatasan ke level tertinggi di ibu kota Seoul dan beberapa wilayah tetangga mulai Senin depan akibat lonjakan kasus Covid-19.
Hal itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Korea Selatan, Kim Boo-kyum dalam keteranagannya, pada Jumat, 9 Juli 2021.
Pengumuman itu muncul setelah Korea Selatan melaporkan pada Kamis, kenaikan harian terbesar dalam kasus Covid-19 baru.
Baca Juga: Jelang Satu Tahun Pernikahan dengan Dinda Hauw, Rey Mbayang Ingin Tambah Momongan Lagi!
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, sebelumnya Pemerintah Korea Selatan melaporkan kasus Covid-19 harian tertinggi sejak pandemi melanda negara itu pada Kamis, 8 Juli 2021.
Laporan kasus Covid-19 tertinggi tersebut mendorong pihak berwenang Korea Selatan untuk mempertimbangkan pemberlakukan pembatasan virus yang lebih ketat.
Diketahui, Korea Selatan mencatat 1.275 lebih banyak kasus Covid-19, termasuk 1.227 infeksi lokal, meningkatkan total beban kasus menjadi 164.028, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).
Menurut Korea Times, ini menandai jumlah tertinggi sejak 20 Januari tahun lalu, ketika negara itu melaporkan infeksi pertama yang dikonfirmasi.
Hal ini juga menjadi yang pertama kalinya infeksi harian negara itu naik di atas 1.200 untuk hari kedua berturut-turut.
Otoritas kesehatan memutuskan untuk memperpanjang pembatasan jarak saat ini di wilayah Seoul yang lebih besar selama satu minggu pada hari Rabu, tetapi memperingatkan tindakan lebih keras akan berlanjut kecuali situasi saat ini dapat terkendali.
Aturan jarak sosial saat ini, termasuk larangan pertemuan pribadi dengan lima orang atau lebih dan jam 10 malam, jam malam di restoran, di wilayah Seoul yang lebih besar diperpanjang hingga Rabu depan.
Presiden Moon Jae-in telah memerintahkan pengerahan cepat petugas polisi, personel militer, dan pegawai negeri untuk membantu tes dan pelacakan Covid-19.
Infeksi klaster baru-baru ini tumbuh di berbagai tempat, termasuk perusahaan, sekolah, dan department store, di tengah lonjakan kasus varian Delta Covid-19 yang menular.
Baca Juga: Faisal Basri Singgung RS Covid-19 Khusus DPR, Susi Pudjiastuti: Mereka Tahu Rakyat Kalau Pileg Saja
Sekitar 80 persen infeksi baru datang dari Seoul dan daerah sekitarnya, dengan orang-orang berusia 20-an dan 30-an, yang sebagian besar tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi, memicu kasus baru, menurut KDCA.
Sebanyak 15,44 juta orang, atau 30,1 persen dari populasi negara itu, telah menerima suntikan pertama vaksin Covid-19.
KDCA mengatakan 5,49 juta orang telah divaksinasi penuh, terhitung 10,8 persen dari populasi.
Baca Juga: Singgung Ibas Yudhoyono, Teddy Gusnaidi: Kenapa Covid-19 Tidak Diturunkan di Zaman SBY?
Negara tersebut saat ini mengelola vaksin dua dosis dari AstraZeneca, Pfizer dan Moderna, serta vaksin sekali pakai Janssen.
Dari kasus domestik yang baru dikonfirmasi, 545 berasal dari Seoul, 388 dari Provinsi Gyeonggi di sekitarnya dan 61 dari kota pelabuhan barat Incheon.
Ada tambahan 48 kasus impor, dengan 43 di antaranya berasal dari negara-negara Asia.
Jumlah total orang yang dibebaskan dari karantina setelah sembuh total adalah 151.923, naik 423 dari sehari sebelumnya.***