Namun, pembatasan lain oleh Israel tetap berlaku dan berdampak pada berbagai sektor di Gaza.
Pada hari Senin, pabrik Pepsi mengatakan akan menutup dan memberhentikan 250 pekerja karena bahan baku yang dibutuhkan untuk bertahan dalam bisnis sedang dijauhkan.
Baca Juga: Erick Thohir Menyatakan Keyakinannya dengan Kemampuan Indofarma Memproduksi Obat Generik Ivermectin
Sebagai gantinya, perusahaan akan mengimpor produk jadi dari pabriknya di Tepi Barat yang diduduki.
“Bahan bakunya tidak diperbolehkan, kami telah menunggu mereka selama 60 hari,” kata Hammam Alyazji, manajer pengembangan di pabrik tersebut.
Dimulainya kembali ekspor tidak termasuk ikan, kata Nezzar Ayyash dari serikat nelayan, dia mengatakan Israel mengurangi penangkapan ikan lebih dari setengahnya, mempertahankannya di enam mil laut 11 kilometer bukannya 20 mil atau 37 kilometer, seperti yang disepakati dalam Kesepakatan Oslo.
Baca Juga: Jurnalis Sebut Donald Trump Pertimbangkan Kirim Warga AS yang Terinfeksi Covid-19 ke Kamp Penahanan
Hammam Alyazi mengatakan, ini sangat buruk bagi kehidupan nelayan, daya beli rendah di Gaza dan para nelayan hampir tidak dapat menutupi biaya bahan bakar mereka.
Pembatasan lainnya termasuk pembatasan jumlah pasien medis yang bisa mendapatkan perawatan di Israel atau Tepi Barat yang diduduki.
Setelah pertemuan dengan mediator PBB, pemimpin Hamas di Gaza Yahya al-Sinwar mengatakan pelonggaran pembatasan Israel tidak cukup dan tidak melakukan apa pun untuk mengubah situasi di Gaza, menunjukkan bahwa Israel terus memblokir bantuan internasional, serta bahan bakar kritis.