PR CIREBON – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengatakan ekonomi negaranya membaik tahun ini tetapi menyerukan langkah-langkah untuk mengatasi situasi pangan yang tegang.
Kim Jong Un menyebut situasi tersebut disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan topan tahun lalu, menurut media pemerintah Korea Utara pada Rabu, 16 Juni 2021.
Kim Jong Un memimpin rapat pleno komite pusat Partai Buruh untuk meninjau kemajuan kebijakan utama dan langkah-langkah kerajinan untuk menyelesaikan masalah ekonomi Korea Utara, menurut kantor berita resmi KCNA.
Baca Juga: Ciri-ciri dan Cara Penanganan Serangan Jantung untuk Diri Sendiri atau Orang Lain Secara Mendadak
Komite menetapkan tujuan dan tugas untuk mencapai rencana ekonomi lima tahun yang baru dan digariskan pada sesi sebelumnya di bulan Februari, termasuk peningkatan produksi makanan dan logam.
Kim Jong Un mengatakan ekonomi secara keseluruhan telah meningkat pada paruh pertama tahun ini, dengan total output industri tumbuh 25 persen dari tahun sebelumnya.
Tetapi, menurutnya, ada serangkaian penyimpangan dalam upaya partai untuk melaksanakan rencana tersebut karena beberapa kendala, termasuk menyoroti persediaan makanan yang terbatas.
Baca Juga: California Cabut Semua Pembatasan Covid-19, Rayakan Hari Pembukaan Kembali Secara Total
"Situasi pangan masyarakat sekarang semakin tegang karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijian karena kerusakan akibat topan tahun lalu," kata Kim Jong Un, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.
Ia menyebut Partai Buruh berjanji untuk mengarahkan semua upaya pertanian tahun ini dan membahas cara-cara untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Kim Jong Un juga menyerukan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak bencana alam sebagai pelajaran dari tahun lalu dan kunci untuk mencapai tujuan tahun ini.
Baca Juga: Jadi Penengah Vicky Prasetyo dan Kalina Ocktaranny, Ini Kata Ustaz Zacky Mirza
Sebelumnya, Kim Jong Un mengatakan rencana ekonomi lima tahun sebelumnya telah gagal di hampir setiap sektor.
Hal itu disebabkan kekurangan listrik dan makanan kronis yang diperburuk oleh sanksi, pandemi, dan banjir.
Dia juga mengatakan pandemi yang berlarut-larut mengharuskan partai untuk meningkatkan upaya menyediakan makanan, pakaian, dan perumahan bagi rakyat.
Hingga saat ini, Korea Utara belum secara resmi mengkonfirmasi kasus Covid-19, klaim yang dipertanyakan oleh pejabat Seoul.
Tetapi negara tertutup itu telah memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.
COVAX, sebuah inisiatif global untuk berbagi vaksin Covid-19 dengan negara-negara miskin, mengatakan akan memberikan hampir 2 juta dosis ke Korea Utara tetapi pengirimannya telah tertunda.***