PR CIREBON- Pemimpin Kim Jong Un menyebut budaya pop Korea Selatan (K-Pop) sebagai “kanker ganas” yang merusak “pakaian, gaya rambut, pidato, perilaku” anak muda Korea Utara.
Bahkan, Kim Jong Un telah memperingatkan media pemerintanya bahwa jika (K-Pop) dibiarkan, itu akan membuat Korea Utara “hancur seperti tembok yang lembab.”
Setelah memenangkan penggemar di seluruh dunia, K-Pop telah memasuki perbatasan terakhir yaitu Korea Utara, di mana pengaruhnya yang berkembang telah mendorong Kim Jong Un untuk menyatakan perang budaya baru untuk menghentikannya.
Baca Juga: 5 Tips Sukses Ala Sultan Andara, Inilah Ungkapan Raffi Ahmad Saat Mendeskripsikan Dirinya
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Independent, dalam beberapa bulan terakhir, hampir tidak ada hari tanpa Kim Jong Un atau media pemerintahnya yang mengecam pengaruh “anti-sosialis dan nonsosialis” yang menyebar di negaranya, terutama film Korea Selatan, K-drama dan K-pop.
Sebagai bagian dari upaya panik untuk menegaskan kembali kontrol, Kim telah memerintahkan pemerintahnya untuk membasmi invasi budaya.
Hal itu terjadi pada saat ekonomi Korea Utara sedang lesu dan diplomasinya dengan Barat telah terhenti, mungkin membuat para pemuda negara itu lebih mudah menerima pengaruh luar dan menantang cengkeraman kuat Kim pada masyarakat Korea Utara.
Baca Juga: Program Petani Milenial Hadir di 9 Daerah Jawa Barat, dari Mulai Cirebon hingga Sukabumi
“Pemuda Korea Utara berpikir mereka tidak berutang apa pun kepada Kim Jong Un,” kata Jung Gwang-il, seorang pembelot dari Korea Utara yang menjalankan jaringan penyelundupan K-pop ke Korea Utara.