Baca Juga: Unggah Video Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Membludak, Tompi: Bukan untuk Menakut-nakuti
“Solidaritas dari sesama warga Burma sangat penting bagi kami. Kami tidak memiliki teman di negara kami sendiri, dianggap seperti musuh, dan penyusup,” lanjutnya.
Namun, menurut Nay San Lwin, sekarang banyak dari warga Myanmar yang menerima Rohingya sebagai sesama warga dan menyadari bahwa mereka telah dicuci otak oleh militer.
“Orang-orang yang dulu memanggil kami 'Bengali' sekarang memanggil kami Rohingya. Itu berarti mereka sekarang menghormati hak asasi manusia yang paling mendasar,” ungkapnya.***