Myanmar Mulai Lakukan Sekolah Tatap Muka, Guru dan Murid Ramai-ramai Boikot, Sebut Takut Ajarkan Propaganda

- 1 Juni 2021, 15:55 WIB
Ilustrasi bendera Myanmar. Guru dan murid di Myanmar ramai-ramai memboikot pembukaan kembali sekolah dengan tidak melakukan kegiatan belajar-mengajar.
Ilustrasi bendera Myanmar. Guru dan murid di Myanmar ramai-ramai memboikot pembukaan kembali sekolah dengan tidak melakukan kegiatan belajar-mengajar. /Pixabay/jorono

PR CIREBON – Sekolah-sekolah di Myanmar dibuka pada hari ini, Selasa, 1 Juni 2021, untuk pertama kalinya sejak militer merebut kekuasaan pemerintahan.

Akan tetapi, guru dan siswa di Myanmar bertekad untuk menentang seruan junta agar kembali ke sekolah, sebagai unjuk perlawanan.

Kekacauan secara nasional di Myanmar telah berlangsung selama 4 bulan, usai penggulingan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari lalu.

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila: Khofifah Indar Parawansa Minta Masyarakat Jawa Timur Lakukan Ini

Sejak saat itu, lebih dari 800 orang tewas oleh pasukan keamanan dan gerakan pemogokan nasional berakibat melumpuhkan ekonomi Myanmar.

Guru sekolah umum tampak menonjol dalam protes pada awal-awal unjuk rasa anti kudeta, bergabung dengan pekerja kereta api, dokter dan pegawai negeri di jalanan.

Meskipun junta militer bersikeras sekolah akan dimulai pada hari ini setelah ditutup satu tahun karena Covid-19, banyak pendidik telah memutuskan bahwa mereka tidak dapat kembali ke pekerjaan mereka.

Baca Juga: Cara Lesti Kejora dan Rizky Billar Umumkan Lamaran Layaknya Kontes, Denny Darko: Enggak Gitu Juga Kali!

"Saya tidak takut dengan penangkapan dan penyiksaan," kata Shwe Nadi, seorang guru dari ibukota komersial Yangon. Namanya telah diubah demi keselamatannya.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x