Baca Juga: Lesti Kejora Ungkap Besaran Mahar dari Rizky Billar, Irfan Hakim Tercengang: Masya Allah
Sementara itu, pada bulan Februari, Kim Jong-un, yang keluarganya telah memerintah negara itu selama tiga generasi memerintahkan provinsi, kota, dan kabupaten di negara itu untuk menekan pengaruh kapitalis yang meningkat.
Media pemerintah Korea Utara bahkan memperingatkan bahwa genre musik populer dapat membuat negara "hancur seperti dinding basah" jika sesuatu tidak dilakukan.
Memang, larangan K-pop datang pada saat yang mengerikan bagi rezim ini, dalam masa lockdown Covid-19 semakin melumpuhkan ekonomi yang didera oleh salah urus selama beberapa dekade dan sanksi yang dipimpin AS atas program senjata nuklir Kim Jong-un.
Di tengah panasnya pergolakan itu, para ahli mengatakan, anak muda Korea Utara lebih cenderung mengadopsi kebiasaan luar dan menantang otoritas Kim Jong-un.
“Bagi Kim Jong-un, invasi budaya dari Korea Selatan telah melampaui tingkat yang dapat ditoleransi,” kata Jiro Ishimaru, pemimpin redaksi Asia Press International, situs web Jepang yang melaporkan tentang Korea Utara.
“Jika ini dibiarkan, dia khawatir rakyatnya akan mulai mempertimbangkan Korea Selatan sebagai alternatif Korea untuk menggantikan Korea Utara,” tambahnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil dan Anies Baswedan Lakukan Pertemuan di Sumedang Membahas Kerja Sama di Masa Depan
Milenial Korea Utara yang tumbuh selama kelaparan tahun 1990-an sangat kecewa dengan negara, yang telah lama mendorong gagasan bahwa Korea Selatan adalah lubang neraka yang dipenuhi pengemis.