PR CIREBON — Pemerintah Korea Utara mengecam Amerika Serikat dan sekutunya di Korea Selatan, yang pada hari Minggu, 2 Mei 2021 kemarin, menunjukan bukti kebijakan permusuhan, hingga harus ditanggapi serius.
Pernyataan tersebut tersiar di kantor berita negara KCNA, yang muncul setelah Gedung Putih pada hari Jumat, menyatakan para pejabat AS telah menyelesaikan peninjauan kebijakan Korea Utara selama berbulan-bulan.
Dan, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Presiden Amerika Serikat Joe Biden, saat ia berusaha untuk membedakan pendekatannya dari kegagalan para pendahulunya.
Baca Juga: Buruan Klaim! Kode Redeem FF 4 Mei 2021: Dapatkan Berbagai Hadiah Gratis dari Garena
"Kebijakan kami terhadap Korea Utara tidak ditujukan pada permusuhan. Ini ditujukan pada solusi," ungkap penasehat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
Dalam satu pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri menuduh Washington menghina martabat pemimpin tertinggi negara itu dengan mengkritik situasi hak asasi manusia Korea Utara.
Kritik tersebut dianggap sebagai provokasi yang menunjukkan Amerika Serikat "bersiap untuk berperang habis-habisan" dengan Korea Utara, dan akan dijawab sesuai dengan itu, kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu.
Baca Juga: Bambang Soesatyo: Merebut Hati Masyarakat Papua, Cara Terbaik Pulihkan Damai di Papua
Dalam pernyataan terpisah, Kwon Jong Gun, direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Departemen Urusan AS, mengutip pidato Joe Biden di depan Kongres pada Rabu kemarin, di mana presiden mengatakan program nuklir di Korea Utara dan Iran menimbulkan ancaman.
Namun, akan ditangani melalui "diplomasi dan tegas. pencegahan."