Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak serangan terbaru dimulai mencapai 56 orang, termasuk 14 anak-anak. Lebih dari 300 lainnya terluka. Enam orang Israel juga tewas.
Pernyataan Turki mengatakan Erdogan menekankan perlunya komunitas internasional untuk memberi Israel pelajaran yang kuat dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera campur tangan dengan pesan yang tegas dan jelas kepada Israel.
Baca Juga: Sebelum Berkunjung, Kenali Beragam Satwa Langka di Kebun Binatang Ragunan
Pernyataan itu mengatakan Erdogan menyarankan kepada Putin bahwa pasukan perlindungan internasional untuk melindungi Palestina harus dipertimbangkan.
Erdogan akhir tahun lalu menyatakan keinginan untuk melihat hubungan antara Turki dan Israel membaik, setelah bertahun-tahun ketidaksepakatan atas pendudukan Tel Aviv di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap Palestina.
Turki, yang pada 1949 menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel, pertama kali memutuskan hubungan dengan Israel pada 2010.
Itu terjadi setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina dibunuh oleh pasukan komando Israel yang menaiki kapal milik Turki, Mavi Marmara, yang merupakan bagian dari armada yang mencoba mengirimkan bantuan dan mematahkan blokade maritim Israel selama setahun di Gaza.
Blokade Israel di Jalur Gaza yang diduduki telah dilakukan sejak Juni 2007, ketika Israel memberlakukan blokade darat, laut, dan udara kedap udara di daerah tersebut.
Mereka memulihkan hubungan pada 2016, tetapi hubungan memburuk lagi pada 2018.